BUKIT BATU – Walau berstatus ibukota kecamatan, namun persoalan sampah di Sungai Pakning kurang terkelola dengan baik. Belum adanya armada sampah yang beroperasi di gang-gang sempit dan padat penduduk, membuat lingkungan setempat menimbulkan bau yang tidak sedap.
"Di lingkungan perkotaan gang kecil di Pakning belum memiliki sarana armada pengangkut. Lingkungan padat maka sampah menjadi masalah serius," kata tokoh masyarakat Rusdy Ispandi saat menerima kunjungan silaturahmi Bakal Cawabup Bengkalis, Bagus Santoso di Gegawar Sungai Selari belum lama ini.
Hal senada disampaikan pemuka masyarakat, Pakde Sukadi yang tinggal di lingkungan padat penduduk sementara akses masuk gang sempit. Belum adanya petugas dan kendaraan pengangkut sampah ke tempat penampungan sampah (TPS), tidak ada cara lain kecuali dengan membakar.
"Sayangnya dengan membakar sampah malah mendatangkan masalah baru. Karena kami tinggal berdempetan dengan tetangga, otomatis mencemari lingkungan sekitar," kata Pakde Sukadi
Menanggapi persoalan tersebut, Bagus Santoso yang pada pilkada serentak berpasangan dengan Bakal Cabup Bengkalis Kasmarni mengatakan penanganan masalah sampah berkaitan erat dengan masalah lingkungan hidup. Jika kondisi lingkungan bersih dan sehat maka akan berdampak pada kesehatan masyarakat.
Dikatakan Bagus Santoso yang pada pilkada 9 Desember 2020 mendapat dukungan lima parpol besar yakni PAN, Gerindera, Demokrat, Nasdem dan PBB, bahwa sampah sebenarnya berpotensi menjadi sumber pendapatan sekaligus peluang tenaga kerja. Pengelolaan sampah yang harus diterapkan selain sebagai investasi, juga harus dilihat sebagai suatu kedaruratan.
"Sampah ini potensi emas, jika dikelola dengan tepat bisa saja lewat Bumdes atau kesepakatan pihak Kelurahan, RW dan RT membuat tempat penampungan sementara (TPS), ini kan ada sumber pendapatan uang masuk," kata Bagus Santoso.
Bagus Santoso sepakat untuk menyampaikan kepada Dinas Lingkungan Hidup terkait dengan keinginan masyarakat untuk berbagai usulan seperti armada pengangkut sampah yang bisa masuk ke lingkungan gang sempit.
Untuk Kota Pakning menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup menghasilkan sampah sekitar 2 ton setiap hari dan dibawa ke TPA jalan lingkar Dompas. Masalah penanganan sampah juga berlaku di Kota Bengkalis dan Kota Duri.
Masalah pengelolaan sampah memang harus ditangani oleh pihak-pihak yang berkompeten dengan sampah sehingga hasilnya memuaskan. Keberhasilan penanganan sampah juga akan berdampak positif bagi sektor lainnya. Hasil pengelolaan sampah bisa dijadikan kompos untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.
Penulis : Zulkarnaen
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
BERITA LAINNYA |
|
|
Bakal Telan Biaya Rp1,8 Miliar, SDN 83 Pekanbaru Segera Dibangun Pasca Terbakar Harga Komoditas Pertanian di Riau Stabil, Pinang Kering Tetap Rp4.400/Kg Pj Wako Bakal Berganti, Sekdako Tegaskan ASN Pemko Pekanbaru Tetap Produktif Edaran Disdik Riau Melarang Acara Mewah Perpisahan Sekolah, Ini Respon PGRI Riau Genjot Pendapatan Daerah, Bapenda Kepulauan Meranti Upgrade Aplikasi Sitanjak
|
|
Pj Sekdaprov: Otda untuk Kesejahteraan dan Demokrasi Digrebek, Bandar Narkoba Kampung Dalam Pekanbaru Tunggang Langgang Lompat ke Sungai Siak Alumni Angkatan I, Sovia Septiana Wakilkan Caleg Terpilih dari Riau Hadiri Halalbihalal Golkar Institute Sambut Pilkada Serentak 2024, HKR Dorong Generasi Muda Rohul Turut Berpolitik Ikut Halalbihalal Polresta Pekanbaru, Ini Pesan Kapolda Riau untuk Personel
|
Komentar Anda :