SIAK - Ibu tersangka pembakaran salah satu ruangan di Istana Siak, Tengku Said Abdullah alias Faisal sempat mengungkapkan bahwa dirinya masih kerabat dekat Sultan. 

Terkait hal tersebut, saat dikonfirmasi, kepada Bupati Siak Syamsuar, apakah benar tersangka merupakan kerabat dekat Sultan, mengatakan bahwa, dirinya tidak tahu sama sekali hal tersebut. 

"Seharusnya kalau keluarga Sultan, ikut menjaga bukannya merusak istana dengan cara membakar," tegasnya saat menjumpai tersangka di Mapolres Siak, Rabu (10/1/2018) malam.

Seperti yang diketahui, orang tua dari tersangka pembakaran Istana Siak TSA alias Faisal, Syarifah Nadira (60) merupakan cicit dari Sultan T Besar Syarif Sagaf dan pernah menjabat sebagai penjabat sementara di Istana Siak selama 7 tahun, pada 1908 sampai 1915.

Syamsuar juga sempat mengajak tersangka berdialog saat mendatangi Mapolres Siak sekitar pukul 22.00 WIB. Ia menanyakan pekerjaan serta tempat tinggal tersangka.

"Kerja Dimano?, "tanya Bupati
"Di Dispenda Riau," jawab Faisal
"Sudah berapo lamo?, " tanya Bupati lagi
"12 tahun, " jawabnya singkat
"Engkau asli mano?, "
"Siak, " jawabnya lagi.
"Tinggal dimano?, "
"Pekanbaru," jawabnya.

Lanjutnya, ia juga menyebutkan jika ia sering datang ke Siak dan memiliki keluarga di Siak.

Dari informasi yang diperoleh, keluarganya juga memiliki toko aksesoris yang terletak di belakang Istana Siak.

Sebelum kejadian pembakaran, pihak keluarga sempat dipanggil oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Siak dalam rapat tertutup pada Senin (8/1/2018)  sekitar pukul 10.00 WIB. Rapat tersebut membahas mengenai permintaan Bupati agar mengosongkan tempat penjualan aksesoris yang mereka tempati selama ini.

Diberitakan sebelumnya, Faisal melakukan pembakaran Istana Siak pada Senin (8/1/2018) lalu, pada pukul 14.45 WIB yang menyebabkan sebagian tirai, karpet serta baju pada patung diorama yang berada di bagian tengah Istana siak terbakar. Akibat kejadian ini, Istana Siak ditutup selama dua hari, dan sudah dibuka kembali sejak hari Rabu (10/1/2018) lalu.

Penulis : Ayu
Editor : Yusni Fatimah