SIAK - Bupati Siak, Syamsuar mengatakan bahwa dirinya mengevaluasi dan menindak pejabat yang dinilai malas dan tidak bekerja maksimal. Apalagi menurutnya, turunnya anggaran APBD Kabupaten Siak, yang hanya tinggal Rp 2,1 triliun membuat seluruh pejabat di lingkungan pemerintah daerah harus berkerja super ekstra.

"Minimnya anggaran, tentunya membuat kita harus bekerja ekstra untuk mendapatkan anggaran tambahan. Yang tidak hanya mengharapakan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas yang memang saat ini sedang turun," ungkap Syamsuar kepada halloriau.com, Kamis(11/2/2016).

Ia mengatakan, bahwa masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat berinovasi dalam mengejar dalam penyerapan anggaran tahun 2016. Disebutkan juga, jika ada SKPD yang tidak mampu maksimal menyerap anggarannya, tidak menutup kemungkinan pejabatnya akan dimutasi.

"Tidak mungkin kita pertahankan, Kepala Dinas yang malas, kalau dia tidak dapat bekerja ngapain dipertahankan. Karena bagaimana kita dapat mengejar kekurangan kalau para pejabatnya malas," ungkapnya.

"DBH Siak tidak bisa lagi diandalkan. Kita memang harus kembangkan sektor lain. Kondisi anjloknya harga minyak menyebabkan rasionalisasi anggaran besar-besaran," tambahnya.

Ia mengatakan, kondisi nyata yang memprihatikan ini menurutnya harus dihadapi bersama-sama dengan saling mengefisiensikan anggaran. Agar tidak berlama-lama berpangku tangan dan meratapi nasib, Bupati Siak itu pun mencontohkan negara kaya seperti halnya Arab Saudi yang juga terimbas anjloknya CPO. Sehingga dapat dipahami bahwa ekonomi global memang sedang bermasalah, dan tidak hanya mendera Siak saja.

"Negara Arab Saudi yang kaya raya saja terganggu perekonomiannya, listrik, dan air yang awalnya bersubsidi mulai berbayar. Cobaan berat bagi perekonomian global bukan Siak saja. Siak harus bangkit dari masalah ini," pungkasnya.

Penulis : Diana Sari
Editor : Yusni Fatimah