SIAK - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Siak segera mengantisipasi masuknya wabah Monkeypox (cacar monyet) ke Kabupaten Siak.
Kepala Dinas Kesehatan Toni Candra mengatakan, kasus Monkeypox yang ditemukan di Singapura belum ditemukan di wilayah Riau, terutama Kabupaten Siak. Meski demikian, masyarakat harus waspada dan berhati-hati.
"Sejauh ini belum ada informasi adanya kasus Monkeypox di Riau, terutama di Siak, namun tetap waspada. Karena bisa jadi, penyakit itu bisa masuk ke Siak, mengingat banyak juga akan masyarakat kita yang suka berpergian ke Singapura, " ungkapnya.
Ia juga menghimbau, kepada masyarakat, apabila memiliki tanda-tanda akan terkena penyakit Monkeypox maka agar segera datang ke Rumah sakit.
"Adapun tanda - tandanya yaitu penderita akan mengalami demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, nyeri otot, dan kekurangan energi selama lima hari, " ungkapnya.
Selain itu, akan muncul ruam dari wajah hingga menyebar ke seluruh tubuh penderita setelah terjadi demam selama satu hingga tiga hari. Periode tersebut dinamakan periode erupsi kulit.
"Dalam kurun waktu 10 hari, luka berevolsi menjadi lepuhan berisi cairan, bintil, dan akhirnya kerak, " ungkapnya.
Untuk mengilangkan kerak bekas cacar ini setidaknya membutuhkan waktu tiga minggu."Kalau merasa ada tanda- tanda ini, maka cepat ke Rumah sakit untuk diperiksakan, " ungkapnya.
Toni juga menambahkan dalam waktu dekat, yaitu setelah keluarnya surat dari Menkes, maka dirinya segera melakukan sosialisasi kemasyarakatan.
"Nanti kita kabari kapan kita akan melakukan sosialisasi, karena memang kita lagi menunggu surat edaran dari Kemenkes, " pungkasnya.
Penulis: Diana Sari
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :