Kemiskinan Tinggi, Meranti Belum Siap Hadapi MEA
Rabu, 27 Juli 2016 - 14:18:45 WIB
PEKANBARU - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berlaku sejak Januari 2016, ternyata belum siap dihadapi oleh Kabupaten Kepulauan Meranti. Kabupaten termuda di Riau ini masih menghadapi berbagai permasalahan ekonomi di masyarakatnya.
"Angka kemiskinan masih tinggi saat ini. Mencapai 32 % yang merupakan tertinggi di Riau dan masuk 10 besar tertinggi di Sumatera," sebut Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Irwan Nasir di hadapan Panitia Kerja (Panja) MEA saat diadakan pertemuan di Auditorium Lantai 8 Menara Lancang Kuning, Rabu (27/7/2016).
Selain kemiskinan yang masih tinggi, harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) juga melambung tinggi. Padahal Kabupaten ini salah satu daerag yang berbatasan langsung dengan Malaysia dimana, harga Sembako Malaysia jauh lebih murah.
"Harga gula pasir sampai Rp 20 ribu per kilonya. Belum sulitnya mencari Bahan Bakar Minyak (BBM) di Meranti," keluh Bupati Irwan.
Lapangan kerjapun kiat sulit diperoleh masyarakat di Meranti. Banyak yang mencoba peruntungan ke Malaysia untuk memperbaiki hidup.
"Sangat disayangkan, padahal Meranti penghasil sagu terbesar di Indonesia. Namun untuk mengekspor pun kami sangat kesulitan," ungkapnya lagi.
Menghadapi permasalahan ini, Bupati Irwan menyebut sudah pernah mengadu ke Kementrian Perdagangan di Jakarta. Tujuannya agar kebijakan ekspor impor di Meranti disesuaikan dan tidak mempersulit arus distribusi.
"Namun dari Kementrian Perdagangan menjawab itu urusan Badan Usaha Logistik (Bulog) . Namun di Bulog menjawab malah itu urusan Kementrian Perdagangan," ujarnya.
Irwan mengaku penerapan MEA belum siap di Meranti. Karena banyak sendi kehidupan yang harus diperbaiki oleh Kabupaten yang baru terbentuk tahun 2011 ini.
Penulis : Yohana Fitri
Editor : Unik Susanti
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :