PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyampaikan komitmennya dalam menggerakkan program zakat di Provinsi Riau.
Sebab pengumpulan zakat menjadi program prioritas sejak awal Syamsuar bersama wakilnya Edy Natar Nasution dilantik.
"Program zakat ini merupakan program kami berdua dengan pak Edy dan sudah komitmen kami untuk menggerakkan zakat dan wakaf di Riau," kata Syamsuar saat menghadiri rapat koordinasi zakat dan iftitah Gerakan Masyarakat Riau Berzakat di Gedung Daerah Jalan Diponegoro Pekanbaru, Kamis (23/5/2019).
"Zakat adalah perintah Allah dan perintah negara. Ada undang-undang dan peraturan pemerintahnya," imbuhnya.
Syamsuar mengaku terus mensosialisasikan program zakat ke daerah-daerah.
Seperti baru-baru ini, Gubri melakukannya di Kabupaten Bengkalis.
"Kalau gerakan ini secara masif kita lakukan, saya yakin jumlah warga miskin di Riau bisa kita kurangi," ujarnya di Tribun.
Gubri menyampaikan keberadaan zakat sangat membantu pemerintah dalam menjalankan program sosial dan mengentaskan kemiskinan.
Sebab tidak semua program bisa didanai oleh pemerintah daerah karena tidak masuk dalam perencanaan anggaran.
Sehingga harus didanai oleh dana dari luar pemerintah daerah atau APBD.
"Zakat banyak sekali membantu tugas pemerintah daerah, dari segi penganggaran kan banyak yang tidak bisa kita anggarkan. Itulah gunannya zakat, kalau tidak ada zakat kita mau cari uang kemana," katanya.
Syamsuar berharap dengan gencarnya sosialiasi yang dilakukan, bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat Riau.
Terutama para wajib zakat atau muzaki dapat membayarkan zakatnya ke Unit Pungumpul Zakat (UPZ) dan Badan Amil Zakar (BAZ) yang resmi dan sudah ditetapkan oleh pemerintah.
"Harapan saya juga, para ustad dan ulama dapat memberikan ceramahnya kepada masyarakat agar kedepan bisa meningkat pengumpulan zakat di Riau. Semua ini kita lakukan untuk membantu kaum duafa," ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Baznas Pusat, Zainilbahar Noor yang turut hadir mengungkapkan apa yang dilakukan oleh Pemprov Riau dalam menggerakkan program zakat sejalan dengan Baznas pusat.
Sebab potensi zakat di Indonesia cukup besar namun belum maksimal tergarap dengan baik.
"Survei 10 tahun yang lalu potensi zakat di Indonesia bisa mencapai Rp230 triliun. Namun sangat menyedihkan Baznas sendiri baru mencatat penerimaan pelaporan zakat dari seluruh provinsi di Indonesia sekitar Rp8,1 triliun pada tahun lalu," katanya.
Namun pihaknya optimis dengan program yang sudah disiapkan dan didukung oleh seluruh pemerintah daerah di Indonesia, penerimaan zakat di Indonesia bisa meningkat drastis.
"Saya yakin dalam dua tahun ini, kalau semua gerakan dan program bisa berjalan maka kita yakin bisa mengumpulkan zakat mencapai Rp100 triliun," ujarnya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :