JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebut Provinsi Riau sudah masuk status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Siti menyebut kenaikan status itu sudah dilaporkan Gubernur Riau Syamsuar, Rabu (20/2) malam.
"Sudah keluar kemarin, tadi malam dilaporkan bahwa Gubernur mengeluarkan siaga darurat. Ini sebetulnya pola yang baru kita terapkan di zaman Pak Jokowi," kata Siti di Kantor KLHK, Jakarta, Kamis (21/2).
Dilansir dari Cnnindonesia.com, untuk daerah lainnya, KLHK masih belum menaikkan status karhutla. "Jadi Riau sudah ditetapkan, saya lagi monitor di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah," ucapnya.
Kebakaran hutan di Riau memiliki pola. Siti menyebut karhutla biasanya terjadi pada pekan ketiga bulan Februari.
"Kebakaran hutan di Riau itu seperti saya bilang sudah ada pattern, sudah ada pola hotspot-nya. Dia [kebakaran] memang selalu di akhir Februari, minggu ketiga Februari, itu start panas," kata Siti.
Siti enggan berspekulasi kenaikan titik api (hotspot) itu disebabkan oleh masyarakat yang sengaja melakukan pembakaran untuk membuka lahan.
Pihaknya meminta perusahaan dan pihak pemilih lahan untuk tanggap terhadap potensi karhutla. Bentuknya, menjaga lahan gambut tetap basah agar tidak berubah menjadi titik api.
Gubernur Riau sebelum Syamsuar, Wan Thamrin Hasyim, menetapkan status siaga karhutla di wilayahnya sejak 19 Februari hingga 31 Oktober.
BNPB Kirim Helikopter
Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan jajarannya telah mengirimkan dua helikopter guna membantu Riau usai menetapkan status siaga darurat karhutla.
"BNPB sejak penyataan siaga darurat sudah mengirimkan dua helikopter dan dalam proses perizinan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa aktif ikut," ujar Doni di Graha BNPB.
Doni menyatakan helikopter yang dikirim merupakan jenis MI. Helikopter jenis itu yang biasa digunakan BNPB untuk mengebom air (water bombing) di lokasi kebakaran.
Sebelumnya, karhutla kembali terjadi di beberapa daerah Riau seperti Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir dan Dumai, Riau. Sebagian besar kebakaran terjadi di lahan gambut milik masyarakat dengan jenis tanaman semak belukar guna pembukaan lahan perkebunan dan pertanian.
Berdasarkan data BNPB, sejak 1 Januari-18 Februari tercatat 843 hektare lahan terbakar di Riau. Kebakaran lahan di Kabupaten Rokan Hilir 117 ha, Dumai 43,5 ha, Bengkalis 627 ha, Meranti 20,2 ha, Siak 5 ha, Kampar 14 ha, dan Kota Pekanbaru 16 ha.
Kebakaran lahan telah menyebabkan beberapa daerah terkepung asap, meskipun intensitas, sebaran dan durasi tidak lama.
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tercatat sedang hingga baik pada Selasa (18/2). ISPU di Rumbai Pekanbaru tercatat 55 (sedang), Duri Camp di Bengkalis 55 (sedang), Dumai 71 (sedang), Minas di Siak 45 (baik), Duri Field di Bengkalis 40 (baik), Bangko di Rokan Hilir 13 (baik), Libo di Rokan Hilir 8 (baik) dan Petapahan di Kampar 28 (baik). (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :