Januari-Oktober 83 Kasus, Pelalawan Rawan DBD
Kamis, 20 Oktober 2016 - 18:23:04 WIB
PELALAWAN - Masyarakat Kabupaten Pelalawan diminta waspada kondisi rawan Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aeides Aegepty. Pasalnya, data yang masuk ke Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Pelalawan, tercatat sejak Januari hingga hari ini, Kamis (20/10/2016) terdapat 83 kasus DBD di Kabupaten Pelalawan.
Demikian disampaikan dr Endid R Pratiknyo, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Pelalawan
melalui Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyelamatan Lingkungan (P2PL) Khairul, Kamis (20/10/2016). Menurutnya, dari 12 kecamatan di Kabupaten Pelalawan, untuk Kecamatan Pangkalan Kerinci 41 kasus, Bandar Seikijang 10 kasus, Langgam 6 kasus, Pangkalan Kuras I 5 kasus, Pangkalan Kuras II 7 kasus, Kerumutan 2 kasus, Bunut 2 kasus, Ukui 4 kasus dan Kuala Kampar 6 kasus.
Untuk data perbulannya, sambungnya, di bulan Januari 19 kasus, Februari 21 kasus, Maret 13 kasus, April 6 kasus, Mei 3 kasus, Juni kosong, Juli 8 kasus, Agustus 6 kasus, September 6 kasus dan hingga Rabu (19/10/2016) ada 1 kasus.
Disinggung soal meninggalnya bocah 7 tahun yang merupakan anak dari politisi Gerindra, Husni Tamrin di Pangkalan Kerinci, Khairul menyebutkan bahwa dari keterangan pihak keluarga korban sempat dilarikan ke Puskesmas dan dilanjutkan dirawat ke Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru.
"Saat puskesmas akan melakukan penyelidikan epidemiologi atau pemantauan lokasi terhadap DBD, kita dapat kabar si anak sudah meninggal. Memang dari keterangan pihak keluarga anaknya terkena DBD," ujarnya.
Untuk itu, Diskes Pelalawan, sambung Khairul mengajak masyarakat pro aktif untuk membawa keluarganya yang terserang penyakit seperti demam, panas tinggi, pilek lainnya ke sentra pelayanan kesehatan masyarakat ke Puskesmas, klinik atau rumah sakit.
"Kita juga sudah menginstruksikan seluruh puskesmas untuk tetap siaga 1x24 jam," tandasnya.
Ditambahkannya, warga diminta kembali ke pola hidup sehat dan gotong royong. Terutama sekali
gerakan 3 M Plus yakni menguras, menutup dan mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
"Sedangkan plus yakni antisipasi seperti menggunakan lotion anti nyamuk, racun nyamuk atau menggunakan kelambu," tutupnya.
Penulis: Andy
Editor: Budy
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :