Wujudkan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Perpusda Pelalawan Bangun Pustaka di 2 Kecamatan
PELALAWAN - Sampai saat ini, kurangnya sarana dan prasarana dalam mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi nasional menjadi kendala tersendiri. Meski begitu, Perpustakaan Daerah Pelalawan di tahun 2018 telah membangun Pustaka Kecamatan di Kuala Kampar, dan di tahun ini juga tengah dibangun di Kecamatan Teluk Meranti.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Arsip dan Pustaka Kabupaten Pelalawan, MD Rizal, saat memaparkan kondisi perpustakaan daerah Kabupaten Pelalawan dalam rapat program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Nasional, Rabu (7/8/2019).
Karena itu, dirinya berharap dengan adanya kegiatan ini Perpustakaan Nasional dapat membantu demi mewujudkan perpustakaan Pelalawan berbasis inklusi sosial di daerah ini.
"Jadi kita berharap kegiatan ini dapat menjadi urun rembuk agar terwujud perpustakaan daerah berbasis inklusi sosial di daerah ini," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa perpustakaan berbasis inklusi sosial ke depan nantinya akan menjadi pengembangan sosial baik ekonomi, budaya, sosial termasuk juga kearifan lokal yang ada di daerah ini. Untuk pustaka desanya sendiri, dari pustaka desa yang ada baru lima (5) pustaka desa di daerah ini yang sudah menjurus ke berbasis inklusi sosial.
"Lima pustaka desa itu yakni Pusdes Lubuk Ogung di Bandar Seikijang, Pusdes Mekar Jaya di Pangkalankerinci, Pusdes Ransang di Pelalawan, Pusdes Sialang Kayu Batu di Bunut dan Pusdes Banjar Panjang di Kerumutan," katanya.
Sementara itu, Konsultan MarkPlus dari Perpustakaan Nasional, Niklah Dina Nomida, menjelaskan bahwa kegiatan pengembangan rakor transformasi perpustakaan berbasis inklusi nasional ini diharapkan agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sarana dan prasarana, bahan koleksi buku dan perlengkapannya serta adanya kegiatan pelatihan yang membantu meningkatkan kapasitas masyarakat.
"Dari Perpusnas sendiri, kita membantu 3 komputer bagi Perpusda Pelalawan dan 1 server untuk aplikasi kunang-kunang serta 3 komputer pustaka desa yang direkomendasikan oleh Perpusda Pelalawan," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa rakor yang mempertemukan seluruh stakeholder terkait dalam pengembangan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan juga akan memberikan output sehingga tercipta budaya literasi yang menjadi basic dalam pengembangan transfomasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
"Apalagi saat ini, paradigma literasi tidak hanya sekedar membaca dan menulis saja namun ada point-point lain yang harus mendukungnya yakni literasi budaya, numerasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan," tandasnya.
Lanjutnya, jadi nantinya perpustakaan berbasis inklusi sosial ini akan menjadi pusat dari segala macam baik itu ekonomi, budaya, seni maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Misalnya, perpustakaan yang telah berbasis inklusi sosial akan menjadi tempat pelatihan teater, pelatihan membaca dan kegiatan lainnya.
Penulis : Andi Indrayanto
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :