Pemko Bentuk Tim Khusus Selidiki Mundurnya 8 Kepala Puskesmas
Selasa, 09 Februari 2016 - 16:20:43 WIB
PEKANBARU - Kabar mundurnya Delapan Kepala Puskesmas (Kapus) di kota Pekanbaru sudah diketahui Walikota Pekanbaru, Firdaus MT. Orang nomor satu di Kota bertuah itu akan membentuk tim.
Seperti diketahui, Delapan Kapus yang mengajukan pengundur diri secara bersamaan, yaitu Kapus Sidomulyo Rawat Jalan, Rejosari, Umban Sari, Langsat, Limapuluh, Sail, Simpang Baru dan Garuda,
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru M Noer saat dikofirmasi membantah mundurnya Kapus itu karena alasan politis. Ia menyebut, mereka mundur karena ingin berkonsentrasi melanjutkan karir sebagai dokter.
"Berdasarkan informasi yang saya terima mereka mundur karena berkonsentrasi untuk berkarir profesional, namun kita tidak tahu apa penyebabnya, sehingga kita akan membentuk tim untuk mengetahui, mengakaji dan menelusuri apa penyebab pasti mereka ini mundur," ungkap M Noer, Selasa (9/2) di Pekanbaru.
Tim itu nantinya terdiri dari Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Dinas Kesehatan dan diketuai oleh dirinya sendiri. Tim yang akan dibentuk untuk mengakaji semua aspek, baik unsur pimpinannya dari segi pola kerja, menyangkut dengan sistem pelayanan kesehatan, saat ini pelayaan kesehatan dibagi bagi wilayahnya, nah kalau memang bermuara pada pimpinan maka akan kita lakukan evaluasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan kota Pekanbaru, Helda S Munir mengungkapkan, delapan kepala Puskesmas mundur dari jabatannya secara serentak, erat kaitannya dengan ketidakmampuan mereka mengelola manajemen Puskesmas ke Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).
"Mereka yang tarik diri ini Kapus (kepala Puskesmas) yang masih muda dan baru dilantik sebelum saya pergi haji kemarin," kata dia.
Helda menerangkan, pengelolaan puskesmas saat ini jauh berbeda dengan zaman dulu. Apalagi dengan pola PPK BLUD, layanannya sudah menerima rawat inap dan buka 24 jam.
"Ditambah lagi masyarakat saat ini mulai kritis dan menilai dengan kewajaran. Sehingga pelayanan tidak bisa main-main dan asal jadi. Masyarakat sudah mau melapor pelayanan yang kurang berkenan disetiap puskesmas," ujarnya.
Helda menilai mundurnya para kapus ini erat kaitannya dengan ketidak profesionalan pada dokter yang ditunjuk jadi kapus. "Saya nilai ini akibat ketidakmampuan Sumber Daya Manusianya," jelasnya.
Mereka para kapus tidak menduga bahwa pelayanan puskesmas tersebut diera sekarang bukan hanya mengedepankan promotif dan prefentif seperti dulu. Tetapi juga kuratif.
"Walau porsi kuratifnya kini cuma 30 persen tetapi cukup merepotkan dalam memenej pengelolaannya," imbuhnya.
Penulis : Delvi Adri
Editor : Unik Susanti
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :