PEKANBARU - Keberadaan gelandangan dan pengemis atau Gepeng, dinilai semakin marak di Kota Pekanbaru. Para Gepeng itu banyak ditemui di persimpangan lampu merah hingga rumah makan.
Para Gepeng tersebut secara terang-terangan meminta dan mengulurkan tangannya kepada orang lain agar mendapat belas kasihan. Berbagai cara dilakukan oleh Gepeng agar mereka terlihat sedih dan memerlukan bantuan.
Parahnya lagi, mereka yang meminta-minta di jalan hingga rumah makan itu adalah pemuda yang memiliki tubuh yang sehat.
Dari pantauan Halloriau.com, para Gepeng tersebut banyak melakukan aksinya di persimpangan jalan dan tempat keramaian. Diantaranya Simpang Mal SKA, Simpang Jalan Sudirman-Nangka, di bawah terowongan penyeberangan antara Mall SKA dan Living World, Simpang Tiga Tabek Gadang.
Kemudian di Simpang Tiga Jalan Diponegoro - Gajah Mada, Simpang Empat Jalan Soekarno-Hatta - Durian, Simpang Tiga Jalan Kaharuddin Nasution - Tengku Bey, Simpang Empat Panam, serta Simpang Tiga Soekarno-Hatta - Kaharuddin Nasution atau simpang Arhanud.
Selain itu, keberadaan Gepeng juga terlihat di RTH Putri Kaca Mayang, RTH Tunjuk Ajar Integritas, sejumlah SPBU di Pekanbaru, serta rumah makan yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Pekanbaru.
Para Gepeng itu melakukan aksinya dengan cara meminta langsung kepada pengendara yang berhenti di lampu, menjual tisu, membersihkan kendaraan dengan kemoceng, menjadi badut, manusia silver. Kemudian juga ada Gepeng yang meminta-minta itu adalah orang yang berkebutuhan khusus, menjadi pengatur lalu lintas (Pak Ogah) di U-turn, serta juga ada Gepeng yang meminta-minta sambil menggendong anak bayi.
Selain aksi di persimpangan jalan, Gepeng juga bermunculan di setiap ruas jalan di Kota Pekanbaru. Aksi ini biasanya dilakukan oleh Gepeng tuna netra.
Gepeng tuna netra dengan didampingi seseorang yang normal menuntun didepannya, datang meminta ke setiap toko di pinggir jalan dan masyarakat yang ditemuinya. Mereka rela berjalan kaki setiap hari untuk meminta-minta dan berharap belas kasihan orang lain.
Banyaknya Gepeng di Pekanbaru ini dikeluhkan oleh warga Pekanbaru Fajri. Ia mengaku, keberadaan Gepeng semakin hari semakin ramai.
Menurutnya, keberadaan gepeng makin ramai pada saat sore hari atau jam pulang kerja. "Kalau sore atau jam pulang kerja, biasanya paling ramai di persimpangan yang ada lampu merahnya. Biasanya di Simpang Jalan Soekarno-Hatta -Durian, Mal SKA, Simpang Tabek Gadang, Simpang Empat Panam," sebut Fajri.
Selain dipersimpangan jalan kata Fajri, banyak juga yang minta-minta ke toko-toko dan rumah makan. "Kalau di rumah makan biasanya malam ada terus tu. Apalagi rumah makan pinggir-pinggir jalan banyak tu. Biasanya ada yang minta berdua, satunya buta nanti dituntun sama yang sehat, itu yang sering nampak," ungkapnya.
Menanggapi kondisi itu, Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru Idrus, sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan razia setiap harinya. Mereka melakukan razia tiga kali dalam satu hari.
"Kita tetap melakukan razia rutin, tiga kali sehari, malam dua kali. Tapi pada saat razia, Gepeng ini tidak ada. Ketika kita sudah pergi, mereka muncul. Jadi memang kita keterbatasan tenaga," ujar Idrus, Selasa (17/10/2023).
Karena itu, pihaknya juga bekerjasama dengan dinas terkait diantaranya Satpol PP sebagai untuk penertiban umum dan Dinas Perhubungan.
"Kita juga kerjasama dengan sishub, satpol PP. Karena untuk penertiban umum itu kan satpol PP. Bahkan Dishub juga membantu, karena kita juga sekalian merazia Pak Ogah," ungkapnya.
Penulis: Rahmat
Editor: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :