Disebut Tak Berbuat Apa-apa, Walikota: Indikatornya Apa? Jangan Katak di Bawah Tempurung
PEKANBARU - Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru Firdaus-Ayat Cahyadi dinilai tidak berbuat apa-apa selama dua periode pimpin Pekanbaru. Menanggapi kritikan itu, Firdaus pun membalas dengan mengungkapkan prestasi-prestasi yang diraih Kota Pekanbaru selama dirinya menjabat.
Menurutnya, penilaian yang dilontarkan salah seorang Pengamat Kebijakan Publik sekaligus aktivis lingkungan Rawa El Amady, itu tidak berdasarkan indikator penilaian.
"Jadi indikatornya apa? Sekarang saya sebutlah, indikator untuk keberhasilan sebuah pembangunan itu yang berlaku di dunia dan juga berlaku di Indonesia, itulah indeks pembangunan manusia (IPM)," ujar Firdaus, Jumat (13/5/2022).
Dalam IPM itu kata Firdaus, ada indikator di antaranya tingkat ekonomi yang dinilai dari tingginya kemampuan untuk berbelanja. "Kemudian usia harapan hidup, kita di Pekanbaru tinggi 72 (tahun), kemudian tingkat kemiskinan, kita paling rendah dari 500 lebih kabupaten/kota se-Indonesia," katanya.
Lanjut dikatakannya, tingkat kemiskinan di Pekanbaru merupakan ranking 6 atau 10 daerah dengan tingkat kemiskinan yang paling rendah di Indonesia.
Selain itu sebut Firdaus, pelayanan publik bidang perizinan dan non perizinan di DPM PTSP juga menjadi yang terbaik di Indonesia. Bahkan, itu menjadi model atau percontohan bagi kota/kabupaten di Indonesia.
"Kita itu terbaik di Indonesia, kita itu jadi model di Indonesia. Kemudian pelayanan publik di bidang dukcapil, itu juga sekali lagi terbaik di Indonesia dan juga model di Indonesia," ungkapnya.
Tak hanya itu, Pekanbaru juga menjadi kota digital rangking tiga du Indonesia. Dari segi penilaian kota inovatif, Pekanbaru juga masuk sebagai kota inovatif. Firdaus juga menyebut bahwa dirinya baru saja meresmikan PLTGU di Kawasan Industri Tenayan (KIT) dengan Rp4,3 triliun investasi yang masuk untuk Pekanbaru.
Menurutnya, persoalan banjir, sampah merupakan urusan semua masyarakat Pekanbaru. "Persoalan ada genangan banjir, ada urusan sampah, ini urusan kita semua. Jangan karena dua hal itu jadi gagal. Apa memang walikota ngurus sampah aja?," ucapnya.
"Jadi keberhasilan dalam pembangunan itu apa ukurannya? IPM di Pekanbaru ini, kita jauh di atas Provinsi Riau. Kita jauh di atas Nasional, kita jauh di atas DKI, kita di atas Malaysia, kita hanya di bawah Singapura. Saya komparasinya dengan Singapura, saya tidak komparasi dengan Indonesia, karena kita jauh lebih dari itu," sambungnya.
Ia menambahkan, dalam berbagai bidang, inovasi yang dibangun di Pekanbaru ini lebih cepat daripada nasional. "Pertanyaannya kepada akademis itu, gunakan sedikit (pikiran), lebih luas wawasan dan juga pikiran, jangan katak dibawah tempurung," pungkasnya.
Penulis: Rahmat
Editor: Ihsan
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :