PEKANBARU - Kasus prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur dinilai akibat adanya trend di masa kini. Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau, Esther Yuliani menilai pihaknya perlu ambil peduli dalam menangani masalah tersebut.

Bersama Tim LPA Provinsi Riau, Jumat (23/9/2016) siang, Esther menyempatkan diri mengunjungi Polda Riau untuk menemui korban prostitusi online anak di bawah umur. Tapi tim menemui kebuntuan, pasalnya Esther tidak menemukan korbannya, mereka keburu dipulangkan kepada orang tuanya.

Kepada halloriau.com Esther mengatakan, pelaku prostitusi online masih banyak di wilayah Pekanbaru yang melibatkan gadis belia. Rata-rata korbannya masih di bawah umur, dari 14 sampai 16 tahun.

"Mereka masih belum mengetahui apa-apa, hanya saja mengikuti trend zaman kini, " ungkap Esther kepada halloriau.com, Jumat (23/9/2016) siang.

Saat ditanya masalah faktor ekonomi, Esther menyebutkan, mereka sebenarnya keinginan sekolah ada, mampu, hanya saja mereka mengikuti perkembangan zaman. Ingin mengetahui dunia malam dan sebagainya, tetapi mereka tidak menyadari berapa upah yang mereka dapatkan dari setiap kali transaksi.

"Lupa dengan masa depannya, akhirnya mereka masuk ke lembah hitam. Tanpa disadari mereka telah dijual kepada laki-laki hidung belang," jelas Esther.

Sambungnya ini merupakan awal untuk kita melakukan perkembangan dan akan ditelusuri lebih dalam lagi, dan tidak menutup kemungkinan akan ada lagi korban-korban berikutnya.

"Kita akan balik lagi Senin depan, dengan agenda temui korban dan orang tuanya bersama pihak kepolisian, " pungkas Esther.

Penulis : Helmi
Editor : Yusni Fatimah