PEKANBARU - Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F Moeloek mengungkapkan usia harapan hidup di Provinsi Riau sama dengan rata-rata nasional, yakni 71 tahun.
Selain itu, pihaknya juga menemukan kesamaan angka rata-rata nasional untuk angka sakit yakni 8 sampai 9 tahun.
"Artinya masyarakat kita itu 8 sampai 9 tahun hidup dalam kondisi sakit," kata Nila disela Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Riau 2019 yang digelar di Labersa Grand Hotel dan Convention Centre Pekanbaru, Jalan Labersa, Tanah Merah Siak Hulu Kampar, Senin (25/3/2019).
"Dari pemaparan kabupaten/kota terhadap angka kematian ibu, tadi terlihat di Dumai angka kematian ibu menurun drastis," ujarnya.
Tidak hanya itu, dalam Rakerkesda Riau 2019 tersebut, diungkapkan, bahwa stunting di Riau masih tinggi di beberapa kabupaten/kota di Riau.
"Stunting di Riau masih tinggi, khususnya di daerah Kampar. Karena letak geografisnya dan akses jalan yang sulit. Sehingga ini tidak hanya dari Kementerian Kesehatan saja, tapi harus lintas kementerian. Karena akses jalan itu kan (tugas) Kementerian PU," katanya.
Pada Rakerkesda ini Kemenkes juga mengungkapkan bahwa dari tahun 1990 hingga 2017 sebanyak 70 persen masyarakat Indonesia akan menjadi beban negara dengan penyakit tidak menular.
Apalagi ditambah dengan populasi Lansia yang semakin tinggi. Secara nasional penyakit stroke naik 93 persen dan diabetes naik 157 persen.
"Stroke nya naik 185 persen, sakit jantung 241 persen, diabetes 358 persen," ujarnya, di tribun.
Menurutnya bila angka ini terus naik, tentu saja akan memberi beban pada pengeluaran pelayanan kesehatan yang juga akan ikut naik.
Dijelaskan Nila, oleh sebab itu kegiatan promotif dan preventif yang merupakan implementasi program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) harus selalu digalakkan dan digaungkan.
"Kenapa saya bicara seperti itu, karena perilaku, lingkungan, gangguan metabolik, ini penyebabnya semua, karena itu kita perlu promotif preventif," kata Nila.
Sementara Wakil Gubernur Riau, Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam rangka percepatan mutu sarana dan prasarana pada berbagai fasilitas pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun di rumah sakit, Pemerintah Provinsi Riau telah memberikan bantuan keuangan pada setiap kabupaten kota di Provinsi Riau yang telah diprogramkan sejak tahun 2016 hingga saat ini.
"Dengan kegiatan di antaranya pembangunan 26 Puskesmas, pengadaan ambulans sebanyak 43 unit, pengadaan pos kesehatan desa sebanyak 28 unit, alat kesehatan di berbagai pelayanan fasilitas kesehatan serta berbagai sarana dan prasarana lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu, karena jumlahnya memang cukup banyak," tutur Edy.
Dalam kesempatan itu, ia juga berterimakasih dengan adanya dana alokasi khusus fisik dan non fisik dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai upaya memenuhi sarana dan prasarana kesehatan agar lebih berkualitas.
"Adapun manfaat yang telah kami rasakan adalah sebagai berikut, telah dibangunnya 33 unit bangunan Puskesmas, 18 Puskesmas keliling kendaraan roda empat, pengadaan instalasi pengolahan air limbah Puskesmas serta pengadaan alat kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan. Besar harapan kami untuk tahun depan alokasi dana alokasi khusus dapat dialokasikan lebih besar lagi untuk peningkatan pelayanan kesehatan di Provinsi Riau," pungkasnya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :