JEPANG – Membeli mobil jadi pilihan agar nyaman saat berkendara dan mendukung mobilitas pemilik. Terutama bila berkaitan dengan pekerjaan.
Namun, hal itu sulit untuk dilakukan di Jepang. Para pemilik kendaraan pribadi di Negeri Matahari Terbit, tidak bisa bebas menggunakan mobilnya untuk bepergian ke kantor.
Saat mengunjungi Tokyo Motor Show 2019 bersama rombongan Daihatsu, VIVA.co.id bertemu salah seorang warga Malaysia yang sudah 25 tinggal di Jepang. Pria bernama Andre itu mengatakan, ia memiliki mobil pribadi, namun tidak menggunakannya untuk berangkat dan pulang kerja.
Andre beralasan, biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan jalan tol menuju kantornya, sangat besar. Dalam sehari, ia bisa 10 kali keluar masuk gerbang tol.
“Tol sekali bayar Rp130 ribuan. Mungkin satu hari, dari rumah sampai ke kantor lima kali bayar. Nanti, pulang lima kali lagi,” ujarnya di Tokyo, Jepang, Senin (28/10/2019) lalu.
Tak hanya itu, Andre juga harus merogoh kocek lagi untuk membayar parkir. Jepang dikenal sebagai salah satu negara, yang menerapkan tarif parkir tinggi untuk kendaraan bermotor.
“Di kantor tidak ada tempat parkir. Di sini, parkirnya harus pakai parkir yang pribadi, bayar lagi. Satu jam 600 Yen, sekitar Rp80-90 ribuan. Kan kerja enggak satu jam saja, bisa 8-10 jam,” tuturnya di viva.
Artinya, jika Andre membawa mobil pribadi ke kantor, setiap hari ia harus menyiapkan dana kurang lebih Rp2 juta. Belum lagi, tiap tiga tahun mobil harus diperiksa kondisinya, apakah masih layak untuk dikendarai atau tidak.
“Saat dijual, harganya jatuh. Jadi, lebih baik mobil taruh di rumah. Naik kereta dan bawa sepeda saja,” ungkapnya.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :