Edan!! Harga Cabai di Selatpanjang Capai Rp100 Ribu Perkilo
Jumat, 04 November 2016 - 11:06:22 WIB
SELATPANJANG - Harga cabai merah di Pasar Pagi Tanjung Harapan, Selatpanjang, Kepulauan Meranti mengalami kenaikan beberapa hari belakangan ini. Kenaikan tersebut disebabkan berkurangnya pasokan cabai di tingkat pedagang. Karena daerah pemasok mengalami banjir akibat hujan deras.
Tidak tanggung-tanggung, harga nya kini mencapai Rp100 ribu perkilogram.Sebelumnya, harga cabai merah hanya berkisar dari Rp 75 ribu-Rp85 ribu per kilogram
Pantauan di Pasar Tanjung Harapan, Jumat (4/11/2016), sejumlah ibu-ibu yang berbelanja di pasar tradisional sedang sibuk mengunjingkan mahalnya harga cabai merah,
"Kenaikannya luo biase. Harga semahal ini memang pernah terjadi beberapa tahun lalu. Untuk sementara kami memasak hanya menggunakan cabai merah keriting yang harganya hanya Rp5 ribu perons," ujar Sri salah seorang warga yang ditemui di Pasar Tanjung Harapan di Selatpanjang.
Sementara itu, salah seorang penjual cabai dan bawang di pasar Tanjung Harapan, Niar (30), saat dimintai penjelasannya terkait tingginya harga cabai merah mengatakan, dirinya juga mengaku tidak tahu apa persoalannya. Hanya saja, kabar yang diterimanya saat ini, hasil produksi cabai para petani di Bukittinggi dan beberapa daerah lain sedang menurun karena sedang dilanda banjir.
"Kalau masa panen cabai dari Sumbar habis, masuk cabai dari Jawa namun harganya sama yakni Rp100 ribu perkilo,yang berbeda hanya kalau cabai asal jawa kurang pedas,katanya disana lagi banjir," kata Niar, Jumat (4/11/2016).
Niar menilai, melambungnya harga cabai merah di pasaran memang biasa terjadi saat masuk musim hujan. Pasalnya, hujan yang sering turun menyebabkan tanaman cabai jadi cepat membusuk. Bahkan, tambah Niar, menurut informasi dari bandar cabai langganannya, ada lahan cabai yang terendam banjir. Akibatnya, tanaman cabai jadi membusuk dan tak bisa dipanen.
Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan pasokan cabai merah ke pasar jadi berkurang. Sesuai hukum ekonomi, harga cabai merah pun jadi melonjak.
Akibat kenaikan cabai, kata Niar, minat warga membeli cabai jadi berkurang. Ditambah lagi, lesunya ekonomi masyarakat saat ini. "Terkadang cabai kita jual tidak habis. Biasa satu hari habis," jelas Niar.
Niar menuturkan, pedagang maunya harga cabai murah biar jualnya gampang. "Kalau harga cabai mahal kami sulit menjualnya. Biasa masyarakat membeli lebih dari satu kilogram. Sekarang berkurang dibawah satu kilogram,banyak yang membeli perons," ungkap Niar.
Dia juga mengatakan, kenaikan harga cabai bukan ada sistem timbunan. Karena menurutnya cabai tidak sama dengan bawang. "Kalo bawang bisa ditimbun, cabai ditimbun tentu busuk," katanya lagi.
Kondisi lapak pedagang Pasar Tanjung Harapan tidak seperti biasanya, tidak terlihat unggukan cabai merah di lapak-lapak para pedagang, yang tinggal hanya satu dua lapak saja. "Kalau sudah hasil produksi yang menurun susah mau distabilkan harganya, ya, kita tunggu saja hasil panen berikutnya," ujar pedagang lain.
Penulis : Ali Imroen
Editor : Unik Susanti
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :