SMKN 1 Tebingtinggi Peringkat 1 Sekolah Berwawasan Gander se-Riau
Jumat, 16 September 2016 - 17:49:58 WIB
SELATPANJANG - SMK Negeri I Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti berhasil meraih peringkat 1 dalam lomba Sekolah Berwawasan Gender (SBG) tingkat Propinsi Riau tahun 2016. Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Riau tersebut sebagai wadah inovasi untuk mengembangkan sekolah responsif gender di wilayah Provinsi Riau.
Sekolah responsif gender adalah sekolah dimana aspek ademik, sosial, lingkungan fisik maupun lingkungan masyarakatnya memperhatikan secara seimbang kebutuhan spesifik anak laki-laki maupun anak perempuan. Pada sekolah responsif gender, maka guru, orangtua, tokoh dan anggota masyarakat disekitarnya, serta peserta didik laki-laki dan perempuan menyadari akan pentingnya keadilan dan kesetaraan gender dan oleh karena itu mempraktekkan tindakan-tindakan yang setara dan adil gender.
Kepala sekolah SMK Negeri 1Tebing tinggi Drs.Zamzuri melalui Wakil kesiswaan Rosidah Spdi mengatakan penilaian sekolah berwawasan gender diikuti seluruh sekolah di Propinsi Riau.Untuk Kabupaten Kepulauan Meranti mengirimkan 12 sekolah mulai dari tingkat PAUD sampai dengan SLTA.
"Dari 12 sekolah dari berbagai tingkatan yang ikut,ternyata yang lolos seleksi hanya 2 sekolah yakni SMAN1 Selatpanjang dan SMKN1 Selatpanjang. Baru setelah itu tim penilai meninjau masing-masing sekolah.Untuk Propinsi Riau ada 15 sekolah yang masuk nominasi,dan kita diminta untuk mempersentasikannya. Alhamdulillah kita berhasil menjadi terbaik 1," kata Rosidah, Jumat (16/9/2016).
Wakil Kesiswaan ini juga menjelaskan adapun kriteria yang dipenuhi oleh SMKN1 sehingga berhasil menyabet peringkat 1 diantaranya sarana dan prasarana sekolah yang lengkap dan terpilah untuk siswa laki-laki dan perempuan,diantaranya WC,ruang ganti, parker yang berbeda berdasarkan jenis kelamin.
Sedangkan untuk para guru disediakan ruang khusus untuk guru laki-laki merokok dan ruang khusus untuk guru perempuan menyusui dan memompa ASI, serta ruang belajar yang nyaman.
"Semua yang berkaitan dengan gender kita pisahkan antara siswa perempuan dan laki-laki. Namun tidak dalam kegiatan ekstrakurikuler, disini siswa harus bersatu dalam tim tapi harus bekerjasama sehingga terhindar dari penindasan dan pelecehan terhadap siswa terutama siswa perempuan," kata Rosidah.
Penulis : Ali Imroen
Editor : Unik Susanti
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :