Setelah Bongkar Muat, Bupati Meranti Larang Kapal Bersandar Lama
Sabtu, 14 Mei 2016 - 14:16:45 WIB
SELATPANJANG - Ambruknya pelantar di dekat Pelabuhan Camat Selatpanjang diindikasikan akibat benturan kapal yang selalu bersandar dalam waktu lama di lokasi itu. Agar kejadian serupa tidak terjadi pada jembatan Pelabuhan Camat, seluruh kapal dilarang bersandar lama setelah bongkar muat barang.
Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir mengaku telah memerintahkan dinas terkait untuk melakukan pengawasan dan melarang kapal bersandar di Pelabuhan Camat dalam waktu lama. Artinya, setelah bongkar muat barang, pemilik kapal diminta memindahkannya.
"Saya minta usai bongkar muat, kapal tidak boleh lagi bersandar di pelabuhan ini," ujar Bupati Irwan dalam peninjauan pelantar dekat Pelabuhan Camat Selatpanjang yang ambruk beberapa waktu lalu.
Dalam peninjauannya Bupati didampingi Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Kepulauan Meranti, Hariadi serta sejumlah masyarakat, termasuk perwakilan buruh pelabuhan. Saat itu juga muncul rencana kebijakan dari Bupati untuk memindahkan lokasi bongkar muat dari Pelabuhan Camat di Jalan Tebingtinggi Selatpanjang ke pelabuhan baru di kawasan Dorak yang dinilai Bupati cukup representatif.
"Bagaimana kalau pelabuhan bongkar muat kita pindahkan dari Pelabuhan Camat ke Pelabuhan Dorak," ujar Bupati.
Rencana itu ditanggapi beragam oleh para pemilik kapal dan buruh pelabuhan, karena muncul kekhawatiran dari para buruh pendapatannya akan menurun bahkan dapat kehilangan pekerjaan. Para buruh yang selama ini mencari nafkah di Pelabuhan Camat merasa khawatir dengan pemindahan itu, dimana buruh yang bekerja selama ini akan digantikan oleh buruh tempatan.
Menyikapi masalah itu, Bupati yakin akan menemukan solusi apalagi para buruh sudah lama bekerja sama dengan para pemilik kapal yang melakukan bongkar muat, meski beda pelabuhan kemungkinan besar dengan kerjasama itu para buruh akan tetap terpakai.
Bupati juga menyadari dengan perubahan lokasi pelabuhan bongkar muat akan ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan, namun jika ingin Kabupaten Kepulauan Meranti yang teratur dan berkembang, langkah itu harus dilakukan.
Selang beberapa waktu setelah Bupati Irwan mengunjungi pelabuhan tersebut, para pemilik kapal bukannya mengindahkan perintah Bupati malah semakin banyak kapal yang bersandar setelah melakukan bongkar muat barang.
"Tidak ada pelabuhan lain tempat kami bersandar. Makanya, kami berlabuh di sini menunggu waktu berangkat. Kalau berlabuh di tengah laut, arus terlalu deras," kata seorang Anak Buah Kapal (ABK) yang enggan disebut namanya kepada MRNetwork, Jumat (13/5/2016).
Penulis : Ali Imroen
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :