www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
BRK Syariah Silaturahmi dan Beri Bimbingan untuk Nasabah JCH
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Pemkab Meranti Berhasil Turunkan Stunting dan Miskin Ekstrem Jadi 1,00 Persen Tahun 2024
Kamis, 28 Maret 2024 - 19:59:50 WIB

SELATPANJANG - Kabupaten Kepulauan Meranti merayakan pencapaian luar biasa dengan penurunan drastis angka kemiskinan ekstrem dan stunting.

Melalui berbagai program pembangunan yang terfokus dan sinergi antar instansi, angka kemiskinan ekstrem dan stunting berhasil diturunkan secara signifikan dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Data terbaru menunjukkan, tingkat kemiskinan ekstrem di Kabupaten Meranti telah mengalami penurunan yang mencolok, memberikan harapan baru bagi ribuan keluarga yang dulunya hidup di bawah garis kemiskinan yang memprihatinkan.

Langkah-langkah strategis dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, serta program-program pendidikan yang inklusif menjadi pendorong utama di balik keberhasilan ini.

Seperti diketahui, penduduk Kabupaten Meranti menurut BPS tahun 2023 berjumlah 217.607 jiwa dengan tingkat kemiskinan pada tahun tersebut berjumlah 22,98 persen dan tahun 2024 berjumlah 22,00 persen dengan tingkat kemiskinan ekstrem tahun 2022 berjumlah 5,53 persen, kemudian tahun 2023 berjumlah 4,48 persen dan pada tahun 2024 turun drastis menjadi 1,00 persen.

Selain itu, upaya pencegahan stunting juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dengan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga kesehatan dan komunitas, angka stunting di Kabupaten Meranti berhasil ditekan secara signifikan.

Hal ini menandai langkah maju yang besar dalam memastikan generasi masa depan terbebas dari masalah gizi buruk dan pertumbuhan yang terhambat.

Berdasarkan pendataan keluarga tahun 2023 jumlah keluarga beresiko stunting berjumlah 28.267 keluarga. Tingginya angka kemiskinan bisa berpengaruh terhadap besarnya kasus balita stunting, dimana jumlah terbesar kasus balita stunting pada umumnya ditemui di daerah yang marginal atau tertinggal dengan akses dan infrastruktur yang sangat terbatas.

Adapun penyebab utama stunting diantaranya asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui serta buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai.

Pemkab Meranti menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024 ini, angka itu mengikuti target yang ditetapkan nasional.

Dimana pada tahun 2021 prevalensi stunting berjumlah 23,30 persen dan pada tahun 2022 prevalensi angkatan berjumlah 17,50 persen, sedangkan untuk tahun 2023 masih menunggu rilis resmi dari Kemenkes yang dilakukan survei kesehatan Indonesia namun diproyeksikan sebesar 16,00 persen dengan jumlah anak balita stunting pada tahun 2022 berjumlah 1.043 anak dan pada tahun 2023 berjumlah 980 anak, kemudian untuk tahun 2024 data bulan Februari berjumlah 755 anak.

Sementara itu Pemkab Meranti juga telah menetapkan sebanyak 26 Desa lokasi fokus pada tahun 2024 dan sebanyak 20 desa kelurahan pada tahun 2025 dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi intervensi penurunan stunting.

Pencapaian menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting yang signifikan ini menandai komitmen yang kuat dari Pemkab Meranti dalam memprioritaskan kesejahteraan masyarakatnya.

Melalui program-program inovatif dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan, mereka berhasil meraih perubahan yang nyata dan positif dalam kehidupan masyarakatnya.

Saat ini Pemkab Meranti melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga berencana menggelar Rembuk Stunting Aksi III Tahun 2024.

Sekdakab Meranti, Bambang Supriyanto menyampaikan, percepatan penurunan stunting merupakan program nasional dan menjadi mandatori bagi pemerintah daerah yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024.

"Implementasi dari Perpres nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting tersebut adalah telah disusunnya rencana aksi nasional pasti (RAN-PASTI) sebagai pedoman dan panduan bagi pemerintah pusat, daerah hingga level desa dalam melaksanakan program penurunan stunting," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Sekda menegaskan kepada seluruh yang hadir terutama pimpinan OPD yang menjadi pengampu stunting untuk benar-benar serius dan menjaga konsentrasi dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Meranti agar target 14 persen di tahun 2024 ini bisa tercapai sesuai dengan target nasional.

"Dalam kesempatan ini, saya mengajak kepada dan mengimbau kepada seluruhnya, terutama kepada perangkat daerah dan pihak terkait untuk menjaga konsentrasi, berpartisipasi dan berkontribusi dalam program bapak asuh anak stunting (BAAS)," sebutnya.

"Program ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk intervensi kepada sasaran intervensi stunting, baik anak stunting maupun keluarga beresiko stunting dan sasaran intervensi lainnya," sambungnya.

Selain itu ia juga menyinggung terkait peran posyandu dalam percepatan penurunan stunting. Peran posyandu tidak hanya untuk menimbang dan memberi susu kepada bayi atau anak yang datang untuk imunisasi, tetapi berikan juga pengetahuan kepada ibu hamil atau ibu menyusui tentang pola hidup sehat, karena ini sangat penting dimana kesehatan ibu hamil dan menyusui berpengaruh kepada pertumbuhan anak.

"Saya minta posyandu-posyandu lebih aktif dalam memebrikan pelayanan dan pengetahuan kepad ibu-ibu. Nanti kita akan usahakan juga untuk melengkapi seluruh peralatan yang ada di Posyandu seperti timbangan dan lainnya agar program penurunan stunting ini benar-benar tercapai," imbuhnya.

Sementara itu Plt Bupati Meranti, AKBP (Purn) H Asmar meminta lintas OPD untuk tetap mengawal terkait target penurunan angka Stunting.

"OPD jangan sampai lengah karena target tahun 2024 kita menargetkan turun menjadi 14 persen akan tercapai. Untuk itu, stakeholder tetap jalankan perannya masing-masing," kata Asmar.

Dijelaskannya, hal tersebut merupakan ikhtiar pemerintah dalam melakukan penanganan stunting, dan membangun keluarga sehat.

"Untuk mewujudkan kabupaten meranti sehat, cerdas, unggul, berdaya saing dan berkualitas," ujarnya.

Asmar juga kembali mengingatkan, percepatan penurunan stunting merupakan program prioritas nasional dalam upaya mewujudkan Indonesia emas tahun 2045.

Saat ini telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Meranti yang telah melaksanakan aksi analisis situasi dan aksi rencana kegiatan serta selanjutnya akan melaksanakan aksi tiga, yakni rembuk stunting.

Dimana rembuk stunting tingkat Kabupaten ini agar terwujudnya komitmen pemangku kepentingan dan semua pihak lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kepulauan Meranti.

Bupati bersama lintas sektor berkomitmen menurunkan prevalensi angka stunting di Kabupaten Meranti. Ini terbukti dengan terus menurunnya prevalensi stunting setiap tahunnya.

"Stunting di kepulauan meranti di setiap tahunnya. Tahun 2022 angka prevalensi
stunting menurun menjadi 17,5 persen dengan tekad dan semangat bekerjasama yang kami yakin mampu menurunkan angka stunting di kepulauan meranti pada tahun 2024 menjadi 14 persen demi terwujudnya generasi mMeranti yang sehat dan kuat sesuai dengan target nasional," pungkas Asmar.

Pencapaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Kepulauan Meranti, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengejar perubahan yang positif dalam memerangi kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Dengan aksi nyata ini, Pemkab Kepulauan Meranti membuktikan bahwa dengan komitmen, kerja keras, dan kolaborasi yang baik, impian untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berdaya tidak lagi menjadi khayalan, tetapi menjadi kenyataan yang dapat diraih bersama.(adv)

   


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
JCH Riau nasabah BRK Syariah.(foto: tribunpekanbaru.com)BRK Syariah Silaturahmi dan Beri Bimbingan untuk Nasabah JCH
Ustaz Abdul Somad.(foto: int)Hasil Survei Pilgubri 2024: Ustaz Abdul Somad 'Singkirkan' Para Kandidat Hingga Petahana
Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto hadiri pengukuhan DPP Onur 2023-2027.(foto: mcr)Hadiri Pengukuhan DPP Orahua Nias Nusantara Periode 2023-2027, Ini Harapan Pj Gubri
Marc Marquez di MotoGP Spanyol 2024.(foto: int)Marc Marquez Raih Pole Position MotoGP Spanyol 2024
Iskandar Hoesin meninjau kesiapan atlet Riau untuk ke PON XXI Aceh-Sumut (foto/int)KONI Riau Berambisi Atlet Bisa Raih Emas di PON XXI Aceh-Sumut
  Ketua KONI Riau, Iskandar Hoesin.(foto: mcr)KONI Riau Optimis Venue PON XII 2024 di Aceh-Sumut Siap Tepat Waktu
Asisten II Setdaprov Riau M Job Kurniawan, bersama Kepala BI Riau Panji Ahmad saat launching Riau Sharia Week 2024.(foto: mcr)BI Launching Riau Sharia Week 2024: Perkuat Ekonomi Syariah dengan Sinergi
Bupati Pelalawan hadiri Konfercab IV NU Pelalawan.(foto: andi/halloriau.com)Bupati Pelalawan Dorong Keberadaan NU di Tengah-tengah Masyarakat
LLMB Riau dukung Dr Afni Maju Pilkada Siak 2024.(foto: istimewa)LLMB Riau Komit Dukung Dr Afni Maju Pilkada Siak 2024
PSMTI Riau gelar aksi donor darah di Mall Pekanbaru (foto/Dini)Sambut Hari Raya Tri Suci Waisak dan Hari Kartini, PSMTI Riau Gelar Aksi Donor Darah
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved