SELATPANJANG - Arus penyeberangan di pelabuhan penyeberangan kempang Desa Semukut, Kecamatan Pulau Merbau pada H+3 Idul Fitri terlihat sangat padat. Antrean panjang mengular mencapai 1 KM.
Kepadatan yang didominasi sepeda motor ini terlihat hampir setiap tahun tidak dapat terelakkan. Dimana masyarakat Kecamatan Merbau dan Pulau Merbau hanya menggunakan jalur tersebut menuju ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, maupun sebaliknya.
Untuk mengurai desakan dari panjangnya antrean, Dinas Perhubungan dan kepolisian menempatkan beberapa petugasnya untuk bersiaga di lokasi.
Salah seorang pengendara, Amir, mengungkapkan bahwa ia dan keluarga sudah antre sejak pagi. Namun hingga siang belum dapat melakukan penyeberangan
Kendati demikian ia tidak mengeluhkan. Amir memaklumi kondisi lebaran dimana ramai warga yang berpergian.
"Biasalah kan, tiap tahun kami ginilah antre, orang ramai mau diapakan. Mudah-mudahan kami yang antre dari pagi sekejap lagi nyeberang," ucapnya, jumat (7/6/2019).
Namun yang dikesalkan olehnya, adalah mahalnya tarif kempang penyeberangan, namun tidak sesuai dengan layanan yang didapatkan.
Untuk diketahui, penyeberangan ini menghubungkan Pulau Merbau dan Pulau Tebingtinggi melalui Selat Rengit yang hanya berjarak 50 meter yang ditempuh dengan waktu hanya beberapa menit, namun penumpang harus merogoh saku Rp10 ribu.
"Sebenarnya dengan jarak yang dekat tak usahlah terlalu mahal, kalau pun harus mahal jangan layanannya seperti ini. Kalau sudah berdesakan dan ada yang jatuh ke laut, sedangkan penyeberangan ini tidak ada asuransi kecelakaannya," ujarnya lagi.
Terpaksanya masyarakat untuk menyeberang menggunakan jalur ini, karena tidak adanya pilihan lain, hanya jalur ini saja yang bisa dilalui.
"Mahal pun mahal lah, terpaksa jadinya tidak ada jalan lain untuk menyeberang," ucap Amir.
Beberapa tahun lalu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti sudah mencoba menawarkan solusi untuk jalur penyeberangan ini dengan membangun Jembatan Selat Rengit, namun karena beberapa hal, pembangunan dibatalkan.
Kemudian kelanjutan pembangunan kembali direncanakan dilakukan pada tahun 2020.
"Tahun depan pembangunan JSR akan kita lanjutkan kembali. Namun bukan menggunakan sistem tahun jamak, tapi memakai sistem Single Years. Dimana untuk sisi Desa Mekong dibangun menggunakan APBD kita dan sisi Desa Semukut dibangun provinsi," kata Irwan.
Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan Nasir mengatakan untuk melanjutkan pembangunan JSR kembali Pemerintah Daerah sedang melakukan penghitungan ulang karena setelah dilakukan Review Design terjadi peningkatan biaya.
Proyek Jembatan Selat Rengit merupakan megaproyek yang sebelumnya menelan anggaran Rp447 miliar kini membengkak dan akan menelan biaya sebesar Rp670 miliar.
"Kita sudah menghitung ulang. Nilainya terlalu mahal, kalau mengandalkan APBD kita itu tidak akan kuat, saya sedang mengusahakan agar pembangunan itu di take over oleh dana APBN atau mungkin provinsi," kata Irwan.
Penulis : Ali Imron
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
BERITA LAINNYA |
|
|
Pemkab Gelar Pembinaan Khafilah MTQ Inhu, Ini Targetnya Mau Beli Toyota Fortuner, Segini Bayar Pajak Tahunannya Tak Sekadar Budaya Leluhur, Ayi Ayo Onam Menjadi Wisata Religi di Riau Nyetir Mabuk, Anggota Polres Pelalawan, Dinas Peternakan Riau Bayern Vs Arsenal: Die Roten Menang Tipis 1-0, Melaju ke Semifinal
|
|
Titik Api di Riau Nihil, Hotspot Sumatera Terdeteksi di 3 Provinsi Pagi Ini Tahapan Pilkada Serentak 2024: Pendaftaran 27 Agustus, Coblosan 27 November XL Axiata Catat Trafik Data Naik 16% pada Momen Lebaran Man City Vs Real Madrid: Menang Adu Penalti, El Real ke Semifinal Banyak Kejanggalan Dalam Dokumen LKPJ Pemko 2023, Pansus DPRD Pekanbaru: Tak Boleh Ada Nama Pj Wako
|
Komentar Anda :