SELATPANJANG - Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim melakukan peninjauan langsung Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kampung Balak, Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Jumat (1/3/2019).
Wakil Bupati didampingi Kepala BPBD, M Edy Afrizal, Kapolsek Tebingtinggi Barat, Iptu Bonardo Purba, Babinsa Tebingtinggi Barat, Serka Safii, dan Kepala Desa Tanjung Peranap, Aswandi.
Said Hasyim sangat menyayangkan kebakaran yang telah terjadi, menurutnya jangan cuek terhadap kebakaran yang kecil, ketika api sudah memperbesar akan membuat kewalahan semua pihak.
"Sangat disayangkan terjadinya kebakaran ini. Mengapa waktu api kecil dibiarkan. Setelah merebak begini, api tidak terkendali, kewalahan semua kita dibuatnya. Sekarang lahan sudah terbakar, sumber air jauh, coba kalau sudah begini siapa yang tidak kewalahan," ungkap Said Hasyim saat meninjau Karhutla di Tanjung Peranap.
Menyikapi hal ini, wakil bupati juga mengatakan agar lahan tidur yang ditumbuhi semak belukar yang menjadi langganan kebakaran agar diolah menjadi lahan produktif.
"Tragedi kebakaran disini sudah menjadi rutinitas setiap tahun. Kepala desa sudah selayaknya berfikir lahan yg luas ini jangan dibiarkan lagi menjadi belukar yang subur. Harusnya ditanami Nenas atau apa saja yang bernilai jual sehingga tahun mendatang tidak ada lagi kebakaran, sebab lahannya tidak tidur, dan lahannya menjadi lahan produktif," kata Wakil Bupati.
Wakil Bupati juga meminta kepada pejabat terkait untuk mengeduaksikan kepada masyarakat untuk meminimalisirkan terjadinya kebakaran.
“Mari kita berkerjasama dengan baik, begitu juga aparat dan pemerintah yang ada di kecamatan seperti Camat, Babinkamtibmas, Kepolisian, dan Masyarakat Peduli Api (MPA), agar dapat mengedukasi masyarakatnya tentang bahaya Karhutla. Sehingga dapat meminimalkan kecil terjadinya angka kebakaran hutan dan lahan Meranti,” ungkapnya.
Kepala BPBD Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal mengatakan saat ini petugas yang terdiri dari BPBD, Polisi, TNI, dan MPA masih terus standbye dilokasi untuk mengantisipasi munculnya api.
"Petugas akan tetap siaga di lokasi sampai api benar- benar padam. Karena ini lahan gambut, jika terbakar api harus dipastikan padam, karena tiupan angin tiba-tiba api bisa kembali menyala," kata M Edy Afrizal.
Kepala BPBD itu juga mengatakan sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Riau. Helikopter jenis Kamov pun dikerahkan untuk melakukan pemadaman melalui udara.
Sementara itu, musim kering yang melanda wilayah tersebut membuat sumber air sulit didapat. Untuk mendapatkan sumber air yang digunakan untuk memadamkan api, Masyarakat Peduli Api (MPA) terpaksa menggali sumur sebagai antisipasi datangnya hembusan angin yang membuat kebakaran semakin meluas pada malam hari.
"Jarak titik api dan kanal sudah sangat jauh, kami terpaksa membuat kolam-kolam ini untuk membantu membasahi semak belukar yang belum terbakar, sehingga ketika api sampai, tidak langsung merambat," kata Babinsa Tebingtinggi Barat Serka Safii.
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)