SELATPANJANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti akan menetapkan status Darurat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyusul Dumai dan Bengkalis yang telah dahulu menetapkan status siaga darurat Karhutla tahun 2019.
Jumlah titik panas akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Meranti terus saja terlihat.
Seperti diketahui Riau dikepung titik api pada Jumat (15/2/2019). Satelit Terra Aqua menangkap adanya 68 titik panas di Riau, Kepulauan Meranti sendiri terdapat 18 titik.
Secara administrasi, penetapan status siaga itu akan dilakukan pada Senin (18/2/2019) besok.
Kepala Badan Penanggulangan Bencan Daerah ( BPBD), M Edy Afrizal mengatakan penetapan status tersebut dilakukan setelah meminta arahan dari Bupati Kepulauan Meranti.
"Secara lisan Bupati minta kita sudah menetapkan status darurat Karhutla. Senin (18/2/2019) besok akan kita buatkan surat penetapannya," ujarnya.
Penetapan status siaga Karhutla tersebut akan disampaikan kepada Tim Penanganan Karhutla Provinsi Riau dan Pusat. Sehingga dalam mengatasinya, Kepulauan Meranti mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau dan Pusat.
Edy menambahkan, penetapan status siaga itu berawal dari total kasus Karhutla yang sudah terjadi di Kepulauan Meranti sepanjang 2019 sebanyak 8 kasus. Dimana 4 kasus Karhutla terjadi di bulan Januari dan 4 kasus terjadi di bulan Februari.
"Belum genap 2 Bulan tahun 2019, sudah 8 kasus Karhutla yang terjadi. Sedangkan untuk kebakaran rumah sudah 4 kasus. Dan kita masih mengatasinya sendiri tanpa bantuan provinsi dan pusat," kata Edy.
Kepala BPBD Kepulauan Meranti tersebut mengakui saat ini masih terjadi Karhutla di dua wilayah yakni di Desa Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang dan Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
Edy menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan berapa luas lahan yang terbakar, namun hingga saat ini pihaknya bersama tim masih terus melakukan pemadaman di lokasi tersebut.
Selain itu sulitnya sumber air dan jauhnya lokasi, serta kurangnya alat menjadi kendala tim gabungan yang sedang memadamkan api.
Hal ini tentu saja membuat proses pemadaman Karhutla menjadi sedikit terganggu, sehingga tim mencoba berbagai cara untuk bisa mendapatkan air guna melancarkan dan mempercepat proses pemadaman.
"Kita belum bisa menghitung luas lahan yang terbakar. Anggota masih di lapangan dan fokus untuk melakukan pemadaman. Kendala di lapangan sumber air,” kata Edy.
Penulis : Ali Imron
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :