PEKANBARU - Kebakaran lahan dan hutan di Riau hingga kini belum sepenuhnya bisa teratasi. Bahkan, dibeberapa kabupaten sudah diselimuti kabut asap akibat kebakaran lahan, seperti di Rokan Hilir dan Mandau.

Jika kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin asap kebakaran lahan Riau ini sampai dinegeri tetangga, Malaysia dan Singapura. Pasalnya, angin memang mengarah ke timur laut atau bergerak dari Riau menuju kedua negera tersebut.

"Angin memang mengarah ke Timur Laut, tapi jarak pandang Singapura dan Malaysia masih normal," ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikas (BMKG) stasiun Pekanbaru, Jumat (26/8/2016).

Sejauh ini kata Sugarin, belum ada informasi kabut asap karlahut Riau sampai dinegeri tetangga. Hanya saja, dia mengkhawatirkan jika polusi asap dengan volume besar terjadi di Riau, bisa saja berdampak terhadap kualitas udara negeri tetangga.

"Arah angin memang ke negeri tetangga kita. Tapi perlu data kualitas udara disana seperti apa. Karena jarak pandang di Bandara Kuala Lumpur 10 kilometer dan habis hujan, untuk singapura jarak pandang 4 kilometer haze pada pukul 14.30 wib tadi," jelasnya.

Pernyataan Sugarin ini diperkuat dengan kabut asap yang saat ini menyelimuti sebagian wilayah di Kabupaten Rokan Hilir. Daerah yang berada dipesisir Riau ini diselimuti asap akibat kebakaran lahan yang terjadi dalam sebulan terakhir.

Bahkan, puluhan warga memilih untuk mengungsi untuk menghindari gangguan kesehatan akibat menghirup kabut asap.  

Tak hanya Rohil, sebagian wilayah Kecamatan Mandau kabupaten Bengkalis juga mulai diselimuti kabut asap tipis.

Disisi lain kata Sugarin, berdasarkan pantauan satelit terra dan Aqua petang ini, masih terdapat 40 titik panas di Lima Kabupaten dan Kota.

Seperti Rohil terdapat 22 titik panas atau hotspot, Siak 13 titik, Bengkalis 9 titik, Rohul 2 titik dan Kampar 1 titik.

"Pada umumnya cuaca wilayah Riau cerah hingga berawan. Peluang hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir berpotensi terjadi diwilayah Riau Barat dan Pesisir Timur Riau pada sore dan malam hari," tandasnya. 

Editor : Yusni Fatimah