MEDIA visual seperti menonton film memiliki banyak arti dalam kehidupan pribadi seseorang. Baik tontonan di bioskop, secara daring, hingga televisi sudah jelas memberikan intensitas lebih pada tontonan.

Film jenis tertentu akan memberikan efek pada karakterisik pribadi seseorang, yang tercermin dari tontonan apa yang dilihat. Dalam studi baru dengan judul "Who Watches What? : Assessing The Impact Of Gender And Personality On Film Preferences" mencoba mengenali efek gabungan dari jenis kelamin dan kepribadian yang memiliki kaitan dengan preferensi film.

Penelitian tersebut menggunakan Big Five Framework atau kerangka kerja yang banyak psikolog kontemporer anjurkan dan banyak peneliti gunakan untuk menentukan jenis kepribadian berdasarkan preferensi film.  Kerangka tersebut merangkum lima dasar ciri dari keperibadian yang terdiri dari keterbukaan, kehati-hatian, extraversion, ramah, nerutisme.

Kemudian penelitian diakukan di Facebook dengan melibatkan warga Inggris berusia 16 hingga 25 tahun, untuk memilih lima kategori film, komedi, horor, aksi, romantis, dan fantasi.

Studi ini menemukan jika preferensi penonton berbeda menurut jenis kelamin dan sesuai dengan kepribadian. Ada beberapa interaksi yang unik antara kedua jenis kelamin dan kepribadian.

Komedi
Individu yang memilih genre komedi yang lebih terbuka, seperti lebih kreatif dan meyukai petualangan, tapi mereka sedikit kurang teliti, seperti kurang perhatian terhadap detail dan tidak terorganisir. Dan perempuan yang menunjukkan preferensi terhadap genre ini biasanya lebih terbuka daripada laki-laki.
 
Horor
Individu yang tertarik terhadap film horor biasanya kurang menyenangkan, lebih pendiam, dan neurotik atau lebih gugup dan tegang. Menurut penelitian, hasil tersebut didukung oleh fakta jika orang yang tidak suka film horor lebih menyenangkan dan lebih memilih langkah yang menampilkan gambar kebaikan dan kehangatan yang sejalan dengan ciri-ciri kepribadian mereka.

Aksi
Orang-orang yang suka film action atau aksi lebih teliti dengan menunjukan cara bekerja keras, emosional tidak stabil, dan lebih terbuka dalam arti lebih kreatif dan suka pertualangan. Perempuan yang menunjukkan preferensi terhadap genre ini biasanya lebih terbuka dibandingkan laki-laki, sama seperti dengan genre komedi.

Orang tersebut sering memiliki preferensi untuk lebih akrab. Ini Sesuai dengan plot yang biasanya terprediksi dan sesuai, sehingga menunjukan keterbukaan pada orang.

Romantis
Biasnya orang yang suak genre ini cenderung lebih teliti dalam bekerja dan emosi kurang stabil. Laki-laki yang menunjukkan preferensi terhadap genre ini biasanya lebih terbuka daripada perempuan.

Film romantis memiliki plot terprediksi dan karakter yang sama, maka berkaitan dengan penonton yang lebi teliti. Film tersebut pun sering kali menampilkan cerita yang berakhir bahagia, yang memberikan kenyamanan kepada neurotik yang mungkin berusaha untuk membebaskan diri dari ketegangan dan kecemasan dalam hidupnya sendiri.

Fantasi
Menyukai film fantasi tampaknya mengungkapkan keterbukaan yang lebih besar pada bagian kreativitas dan petualangan dan agak sedikit tertutup dan pendiam. keterbukaan yang lebih besar dapat dijelaskan oleh orisinalitas sering dikaitkan dengan film fantasi.

Plot film fantasi sering juga sangat kreatif dan menarik bagi intelektual. Sehingga masuk akal jika imajinasi dan fantasi berjalan beriringan. Masalah imajinasi tampaknya introvert lebih dapat mengembangkan daripada ekstrovert, dikutip dari Lifehack. (*)