JAKARTA - Perusahaan teknologi medis asal Singapura, Nalagenetics, membuat metode tes PCR Covid-19 dengan meludah sehingga tak perlu melakukan teknik swab.
Dengan alat yang disebut Quickspit, pasien cukup meludah di alat yang disediakan. Pasien bahkan bisa mengambil sampel sendiri tanpa bantuan orang lain atau tenaga medis. Teknik swab sendiri dilakukan dengan mengambil sampel dengan mengusap pangkal hidung dan pangkal tenggorokan pasien.
Ludah ini yang kemudian dipakai untuk melakukan diagnosa apakah pasien terinfeksi Covid-19 atau tidak.
"Perangkat ini mengumpulkan (sampel) air liur hanya dengan meludah," tertulis dalam keterangan resmi Nalagenetics, Selasa (6/7/2021).
Metode pengujian ini diklaim memiliki tingkat konsistensi (concordance) pengetesan 97 persen dibanding tes swab lewat hidung (nesofaring) dan mulut (orofaringeal).
Quickspit dirancang untuk mempermudah melakukan tes PCR untuk lansia dan anak-anak, sebab mereka biasanya menghadapi kesulitan saat melakukan swab.
Sehingga, kemudahan penggunaan akurasi alat ini bisa digunakan untuk alat penyaringan (screening) terutama di lingkungan risiko tinggi seperti sekolah dan fasilitas kesehatan.
"Kami (juga) berharap aspek kenyamanan dan harga terjangkau dari Quickspit juga akan izinkan pengujian COVID-19 menjangkau daerah terpencil di mana fasilitas medis berada langka dan sumber dayanya rendah," kata Caroline Mahendra, co-lead Tim Genetika, Nalagenetika dikutip dari CNN Indonesia.
Akurasi alat ini disebut sudah divalidasi oleh berbagai rumah sakit rekanan dan dipublikasi di jurnal yang sudah ditinjau rekan sejawat.
Dalam jurnal tersebut disebutkan hasil pengujian menunjukkan gen target SARS-CoV-2 terdeteksi dalam spesimen air liur. Selain itu, spesimen tetap stabil selama lima hari dalam lemari es atau penyimpanan suhu kamar. Metode pemrosesan spesimen air liur juga tidak butuh proses ekstraksi RNA, sehingga mengurangi biaya, waktu, dan tenaga yang diperlukan untuk memproses sampel.
Dalam keterangan resmi, Quickspit juga bisa digunakan untuk melakukan perjalanan ke negara yang menerima hasil tes PCR, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan.
Perusahaan teknologi medis asal Singapura, Nalagenetics, membuat metode tes PCR Covid-19 dengan meludah sehingga tak perlu melakukan swab.
Nalagenetics mengaku sudah melakukan pengujian alat ini dengan sejumlah laboratorium di Indonesia salah satu rumah sakit di Kalimantan. Selain itu, disebutkan juga kalau mereka bekerjasama membangun enam laboratorium lain di Indonesia. Alat PCR ini juga sudah mendapat izin Kementerian Kesehatan dengan nomor 10203121224.
Saat ini alat tersebut hanya bisa dibeli oleh rumah sakit atau laboratorium yang berencana menyediakan layanan qPCR. Untuk pembelian perorangan, Nalagenetics bekerjasama dengan Triasse. Triasse menyebut bahwa alat ini hanya digunakan sebagai alat penyaringan, bukan sebagai tes diagnostik Covid-19.
"Apabila hasil tes Triasse QuickSpit Anda menunjukan positif COVID-19, maka Anda dianjurkan untuk tetap melakukan tes swab PCR COVID-19 sesuai keputusan Kementerian Kesehatan atau peraturan dari organisasi Anda," demikian tertulis dalam laman Triasse.
Sehingga, apabila hasil tes Triasse QuickSpit™ Anda berbeda dengan hasil swab Anda, maka yang akan menjadi acuan adalah hasil swab PCR COVID-19 Anda sesuai keputusan Kementerian Kesehatan.
Nalagenetics sendiri adalah perusahaan teknologi medis asal Singapura. Perusahaan ini mengembangkan rencana perawatan pasien untuk
rumah sakit, mulai dari diagnosis dini atau pencegahan hingga rencana perawatan.
Perusahaan ini juga meluncurkan layanan farmakogenomik untuk rumah sakit bekerja sama dengan Center for Genome Laboratorium di GIS dan Universitas Atma Jaya di Singapura dan Indonesia. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :