Hati-hati, Tak Hanya Kelamin, Infeksi Sifilis Juga Serang Otak yang Bisa Membuat Lumpuh
JAKARTA - Seorang pria didiagnosis menderita infeksi sifilis pada otak setelah 'lumpuh' selama berbulan-bulan. Penyakit menular seksual yang langka ini didahului oleh ketidakmampuan pria untuk berjalan dan berbicara dalam hitungan bulan.
Kasus yang menimpa pasien berusia 50 tahun itu dilaporkan dalam Bristish Medical Journal Case Report.
Tiga bulan sebelum mencari pengobatan, pasien dilaporkan kehilangan keseimbangan dan kemampuan untuk berkoordinasi. Kedua matanya juga dilaporkan terganggu. Dia juga mengalami kesulitan untuk berbicara dan mendengar.
Mengutip CNNIndonesia, hasil pemeriksaan MRI menemukan, pria memiliki kerusakan pada otak kecil. Bagian otak satu ini salah satunya berfungsi sebagai pengontrol keseimbangan tubuh.
Pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa pasien juga terinfeksi Treponema pallidum. Nama terakhir merupakan bakteri penyebab sifilis.
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang terinfeksi. Mengutip Healthline, jika tak diobati, maka penyakit akan berkembang menjadi neurosifilis atau infeksi sifilis pada otak sebagaimana yang terjadi pada pasien.
Neurosifilis merupakan penyakit pada sistem saraf, khususnya otak dan sumsum tulang belakang. Tak main-main, penyakit ini dapat mengancam jiwa.
Penyakit ini cenderung berkembang sekitar 10-20 tahun setelah infeksi awal dengan bakteri. HIV dan sifilis yang tidak diobati adalah risiko utama neurosifilis.
Neurosifilis asimptomatik adalah yang paling umum. Tak ada tanda-tanda atau rasa sakit yang dialami penderita pada tahap ini. Sementara penderita neurosifilis meningeal umumnya mengalami kehilangan penglihatan dan pendengaran.
Pada tingkat yang lebih lanjut, neurosifilis meningovaskular berisiko memicu serangan stroke setelah beberapa bulan terinfeksi. Sekitar 10-12 persen pasien mengembangkan bentuk yang satu ini.
Dalam jangka waktu panjang, sifilis akan berkembang menjadi paresis dan tabes dorsalis. Keduanya membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang.
Tabes dorsalis diketahui memengaruhi sumsum tulang belakang dengan gejala hilangnya kemampuan koordinasi dan keseimbangan, masalah penglihatan, serta rasa sakit pada beberapa bagian tubuh.
Beberapa cara bisa dilakukan untuk mendiagnosis infeksi sifilis pada otak. Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan sumsum tulang belakang, dan CT scan. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :