www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Pasca Lebaran, Koramil 09/LGM Gelar Makan Siang Gratis di Ponpes Bahrul Hidayah
 
May Day, Sejarah Perjuangan Buruh yang Dimulai di Amerika Serikat
Senin, 01 Mei 2017 - 06:39:34 WIB

MAY day yang dirayakan sebagai hari libur pada 1 Mei pada awalnya hanya dirayakan sebagai festival musim semi di bagian belahan bumi utara. Namun perayaan itu berubah ketika memasuki akhir abad 19. Makna 1 Mei mulai berubah ketika terjadinya insiden Haymarket Affair di Amerika Serikat (AS) dan bangkitnya sosialisme yang menjadikan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.

Sebagaimana dikutip okezone dari IWW.org, Senin (1/5/2017) pada akhir abad 19, para buruh di banyak negara, khususnya di Barat, memiliki jam kerja yang brutal. Mereka harus bekerja minimal 10 jam hingga 16 jam per harinya sehingga kematian dan luka-luka bukan merupakan pemandangan yang aneh.

Pada awal 1860-an, para buruh mulai merasa geram dengan kondisi kerja tersebut dan menginginkan perubahan. Namun baru pada 1880, para buruh dapat membentuk kelompok dan mendeklarasikan maksimal jam kerja 8 jam per harinya. Sayangnya deklarasi ini hanya sepihak dan tidak mendapatkan persetujuan dari para bos serta majikan para buruh.

Dari sini bibit-bibit paham sosialisme mulai merebak di kalangan para buruh dan menjadi ideologi yang menarik karena mereka memandang kapitalisme hanya menguntungkan para majikan serta bos-bos mereka. Paham sosialisme pun semakin berkembang hingga banyak membentuk partai-partai di AS.

Namun ketika para kader partai-partai sosialisme terpilih menjadi pejabat, paham mereka mulai berubah dan tetap dianggap sebagai bagian dari kapitalisme. Karena itulah muncul kelompok anarkis yang mendapatkan dukungan dari ribuan buruh yang menginginkan runtuhnya struktur hierarki, industri yang dikendalikan pekerja serta menginginkan adanya tindakan langsung dibanding politik birokrasi.

Paham sosialisme yang diadopsi oleh kelompok anarkis itulah yang menjadi awal pembentukan serikat buruh. Pada konvensi nasional yang diadakan oleh Federation of Organized Trades and Labor Union (FOTLU) di Chicago pada 1884, mereka memproklamasikan bahwa delapan jam merupakan hari kerja resmi dari dan setelah 1 Mei 1886.

Setahun setelah konvensi tersebut, FOTLU yang didukung oleh aktivis buruh lainnya, kembali mengulangi proklamasi mereka namun kali ini menambah aktivitasnya dengan mogok kerja serta demonstrasi. Awalnya proklamasi ini menyebabkan perbedaan pendapat di antara kaum anarkis yang memandang proklamasi itu terlalu reformis.

"Mau bekerja selama delapan jam sehari atau 10 jam sehari, ia tetaplah budak," tulis salah satu aktivis buruh dan sosialis, Samuel Fielden, di koran The Alarm.

Walau menyebabkan perbedaan pendapat, tak ayal proklamasi pada 1 Mei 1886 memberikan dampak yang besar. Pada saat itu lebih dari 300 ribu buruh di AS memutuskan untuk mogok kerja dan menjadi awal perayaan May Day sepanjang sejarah.

Di Chicago tercatat ada 40 ribu pekerja yang turun ke jalan dengan para aktivis sosialisme anarkis yang menjadi pusat perhatian. Mereka memberikan pidato yang membakar semangat mengenai ideologi revolusioner melalui tindakan langsung, anarkisme pun menjadi paham yang dihormati pada saat itu oleh kaum buruh dan dibenci oleh para kapitalis.

Sayangnya demonstrasi damai berubah menjadi bentrokan para 3 Mei 1886 antara para demonstran dengan polisi di McCormick Reaper Works. Selama enam bulan pasca-bentrokan itu, para penegak hukum kerap menangkap serta melecehkan para buruh yang bekerja di industri baja.

Tak tahan dengan tekanan dari penegak hukum, para anarkis mengadakan pertemuan di Haymarket Square dengan mengundang publik Chicago untuk mendiskusikan tekanan tersebut. Karena cuaca buruk, hanya 3.000 orang yang datang ke sana tapi Wali Kota Chicago juga turut hadir dalam pertemuan itu.

Ketika juru bicara di pertemuan itu, August Spies, sedang berpidato, mendadak dua detektif melaporkan ke polisi bahwa sang juru bicara menggunakan bahasa hasutan. Karena itu, polisi pun berusaha membubarkan kerumunan orang-orang di Haymarket Square. Pada saat itulah sebuah bom dilempar ke arah para polisi.

Hingga saat ini masih belum diketahui pasti siapa yang melempar bom itu tapi yang pasti ledakan tersebut memicu polisi melepaskan tembakan ke arah para warga sipil. Akibat insiden itu diperkirakan tujuh atau delapan orang tewas dengan 41 lainnya yang menderita luka.

Delapan orang anarkis yang terdiri dari Albert Parsons, August Spies, Samuel Fielden, Oscar Neebe, Michael Schwab, George Engel, Adolph Fischer dan Louis Ling, semuanya ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan akibat insiden di Haymarket.

Banyak yang memandang pendakwaan mereka bias, mengingat hanya tiga orang yang hadir di Haymarket ketika terjadinya insiden tersebut dan para juri di pengadilan terdiri dari para pengusaha yang disinyalir para pekerjanya ikut dalam demonstrasi. Pada 11 November 1887, Parsons, Spies, Engel, dan Fisher dijatuhi hukuman gantung.

Louis Lingg memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri ketimbang menjalani hukuman mati. Sedangkan Fielden, Neebe dan Schawb diampuni enam tahun kemudian oleh Gubernur Altgeld. Altgeld secara terbuka mengecam keputusan hakim yang menjatuhi hukuman mati.

Banyak yang memandang perayaan May Day yang menjadi libur nasional di 66 negara sebagai hari peringatan kaum anarkis yang berusaha membawa perubahan untuk kaum buruh. Sayangnya libur nasional ini tidak dirayakan di AS yang justru menjadi negara terciptanya May Day.

Di AS, 1 Mei dirayakan sebagai Hari Hukum yang digunakan untuk menekan perayaan May Day. Hari Hukum sebenarnya diusulkan oleh American Bar Association pada 1957 , karena isu yang merebak mengenai May Day disinonimkan dengan paham komunisme. (*)



Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Koramil 09/LGM menggelar makan siang gratis di Ponpes Bahrul Hidayah (foto/Andy)Pasca Lebaran, Koramil 09/LGM Gelar Makan Siang Gratis di Ponpes Bahrul Hidayah
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau, Boby Rachmat (foto/Yuni)Disnakertrans Riau Telah Selesaikan 28 Laporan Terkait THR
Jajaran Polres Padang Pariaman, Sumbar berhasil menangkap tiga pelaku pemerkosaan (foto/detik)3 Pria Pemerkosa Gadis di Sumbar Ditangkap, Polisi: Korban Dicecoki Miras
  Polsek Rimba Melintang, Rohil amankan barang bukti sabu dari tangan petani (foto/int)Petani di Rohil Dibekuk Polisi Saat Komsumsi Sabu, 4,8 Gram Barang Bukti Disita
Ilustrasi Bandara SSK II Pekanbaru masih berstatus internasional (foto/int)Bandara SSK II Pekanbaru Masih Berstatus Bandara Internasional
TikTok menguasai peran sumber berita untuk Gen Z ketimbang Google (foto/int)Google Kian Ditinggal, Gen Z Pilih TikTok untuk Cari Berita dan Informasi
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved