16 Tahun Dikira Gila, Gelandangan Buktikan Kebenaran Pemerintah Berhutang Rp1,3 Miliar
Sabtu, 27 Agustus 2016 - 12:08:08 WIB
WASHINGTON DC - Seorang wanita yang hidup menggelandang, Wanda Witter (70) akhirnya bisa membuktikan dirinya benar selama ini. Seperti yang selalu dikatakannya pada orang-orang, pemerintah telah berhutang padanya hampir USD100 ribu atau Rp1,3 miliar.
Bagi orang-orang yang biasa mondar-mandir di Washington DC, mereka terbiasa melihat Witter tidur di lantai depan toko. Di atas kepalanya ada tiga tumpuk koper diikat ketat dan ditaruh di bawah bangku. Juga sebuah sepeda dikaitkan dengan bangku yang berbeda.
"Mereka selalu berpikir saya gila, menyuruh saya menyingkirkan koper-koper itu. Saya sadar, ketika menyandang status gelandangan, saya harus bersikap dengan hati-hati. Saya selalu memberi tahu diri saya agar tidak bertindak bodoh. Salah sedikit saja, saya bisa dikira mengidap gangguan jiwa," ujar Witter, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (27/8/2016).
Namun kini, berkat bantuan seorang pekerja sosial bernama Julie Turner (56), dia bisa mengklaim haknya. Turner bekerja untuk Downtown Cluster of Congregations. Dia mendapat telefon dari Klinik Hukum Washington untuk Tunawisma sembilan bulan yang lalu dan diminta membantu Witter.
Sejak itulah, Turner dengan sabar dan telaten memeriksa satu per satu dokumen yang disimpan Witter dengan apik di dalam koper-kopernya. Mereka pernah bertemu sebelumnya di restoran. Turner menawarkan bantuan, tetapi Witter sangsi dan menolaknya.
"Dia memiliki semua buktinya di dalam koper itu. Semua tersusun dengan rapi dan berurutan. Dia juga benar selama ini. Mereka (pemerintah) memang berhutang padanya," kata Turner.
Witter sempat bekerja sebagai masinis. Dia lulus sebagai asisten pengacara dan mencoba peruntungan di Washington DC pada 1999. Akan tetapi, metropolitan terlalu keras untuknya. Di usianya yang semakin tua, semakin sulit dia mencari pekerjaan yang pantas.
Lalu pada suatu kali, Adminsitrasi Keamanan Sosialnya memangkas uang jaminannya dari USD900 menjadi USD300 per bulan. Berkali-kali selalu salah, dia kesal dan mengembalikan semua cek pembayaran tersebut.
Anak-anaknya datang mencari dia, tetapi Witter menolak menceritakan kesusahannya. Mereka mengajak Witter tinggal di rumahnya, namun dia meyakinkan masih ada urusan yang perlu diselesaikan. Jadi dia tinggal dan memperjuangkan haknya.
Setelah terbukti benar, perempuan berambut putih itu kini bisa menyewa apartemen seharga USD500. Administrasi Keamanan Sosial berjanji membayarkan haknya dan akan mulai mengirimi dia USD999 per bulannya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :