JAKARTA - Eskalasi kekerasan di Jalur Gaza menyisakan duka mendalam, khususnya bagi komunitas jurnalis dan pekerja media Palestina.
Sebanyak 75 jurnalis dan pekerja media tewas selama dua bulan terakhir, menjadi korban keganasan Zionis Israel yang disoroti oleh Kelompok Jurnalis Palestina.
Kelompok Jurnalis Palestina mengecam tindakan Zionis Israel yang secara sengaja menargetkan jurnalis sebagai upaya untuk mengaburkan kebenaran terkait kejahatan dan kekejaman dalam upaya menjajah Bumi Palestina.
Mereka menggambarkan, sasaran terhadap jurnalis adalah bagian dari strategi untuk mengontrol narasi konflik.
"Zionis israel mengincar para jurnalis sebagai bagian dari upayanya untuk mengaburkan kebenaran tentang kejahatan, pembantaian, pendudukan terhadap warga Palestina yang tak bersalah, properti, rumah sakit, sekolah, gereja dan masjid," tegas Kelompok Jurnalis Palestina dilansir cnnindonesia.com, Jumat (8/12/2023).
Dalam menghadapi realitas pahit ini, jurnalis Palestina yang masih berusaha meliput kebrutalan konflik menyatakan keputusasaan.
Ismail Jood, seorang pewarta foto di Gaza, menyampaikan kebingungannya mengenai cara untuk mendorong upaya penghentian penjajahan Zionis Israel.
"Hari ini, lebih dari 50 orang yang tidak ada hubungannya dengan perang terbunuh begitu saja. Anak-anak, perempuan, lansia. Jujur saja, kami tidak tahu apa lagi yang bisa kami katakan dari sini," ungkap Jood, mencerminkan betapa sulitnya tugas jurnalis di tengah kebrutalan Zionis Israel.
Kondisi ini menuntut respons dan intervensi komunitas internasional demi melindungi jurnalis yang bekerja di zona konflik serta mengakhiri pertumpahan darah yang telah memakan banyak korban tak bersalah.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :