Biden Tolak Gencatan Senjata Meski 4.400 Anak-anak Jadi Korban, Zionis Israel Makin Beringas di Gaza
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden tegas menolak seruan gencatan senjata dalam aksi penjajahan yang dilakukan Zionis Israel ke Gaza, Palestina.
"Tidak ada. Tidak ada kemungkinan," kata Biden ketika ditanyai wartawan tentang kemungkinan gencatan senjata dilansir detik.com, Jumat (10/11/2023).
Ketika ditanya apakah ia mempunyai informasi terbaru mengenai pembebasan sandera, Biden mengatakan ia 'masih optimis'.
"Kami tidak akan berhenti sampai kami membawa mereka keluar," ujar Biden ketika ditanya tentang pesannya untuk para keluarga sandera, sebagaimana dilansir The Wall Street Journal, Jumat (10/11/2023).
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengumumkan, Zionis Israel setuju melakukan jeda kemanusiaan selama empat jam setiap hari di bagian utara Gaza.
"Jeda singkat ini akan memungkinkan bantuan kemanusiaan untuk dipindahkan ke wilayah di mana bantuan tersebut akan disalurkan, dan akan memungkinkan warga palestina keluar dari bahaya," ujar Kirby.
Kirby mengatakan, pemerintah AS tidak percaya gencatan senjata adalah hal yang tepat saat ini.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 10.000 warga sipil telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.400 anak-anak, sejak serangan Zionis Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Badan-badan PBB dan kelompok hak asasi manusia telah mendesak gencatan senjata di Gaza. Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa Gaza menjadi 'kuburan bagi anak-anak'.
Dalam surat yang dirilis pada Kamis (9/11/2023) waktu setempat, lebih dari 500 mantan staf kampanye yang membantu terpilihnya Biden pada pemilihan presiden tahun 2020, telah meminta presiden Amerika Serikat itu untuk berupaya mewujudkan gencatan senjata di Gaza.
Surat tersebut menambah seruan yang meningkat dari pihak-pihak yang dekat dengan pemerintahan Biden untuk mendorong diakhirinya perang.
"Sebagai presiden amerika serikat, anda memiliki pengaruh yang signifikan di saat-saat sulit ini," demikian isi surat tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh Vox, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Jumat (10/11/2023).
"Anda harus menyerukan gencatan senjata, pertukaran sandera, dan deeskalasi, serta mengambil langkah nyata untuk mengatasi kondisi pendudukan, apartheid, dan pembersihan etnis yang menjadi akar kekerasan mengerikan yang kita saksikan sekarang," imbuh surat tersebut.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :