Napi Narkoba di Rutan Kelas IIB Rengat: Tubuh Boleh Terkurung, Tapi Aspirasi Tetap Tersalurkan
Jumat, 12 Juli 2019 - 13:48:49 WIB
INHU - Sedikit berbeda dari sebelumnya, ada hal menarik yang dilakukan di lingkungan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Rengat. Kegiatan positif digelar untuk mengubah sudut pandang masyarakat yang masih banyak menilai rutan atau tempat dimana orang-orang pernah melakukan kejahatan, adalah 'ngeri'.
Namun semua tanggapan negatif masyarakat terhadap rutan tidak semuanya benar. Hal-hal positif dan silaturahim masih melekat walau di balik jeruji besi yang membatasi mereka dengan lingkungan luar. Rutan kelas II B Rengat membuat suatu inovasi yang positif bagi penghuninya.
Apa saja inovasi unik itu? Pertama, perlu dijelaskan kepada masyarakat terhadap sudut pandang negatif rutan dengan memperlihatkan bahwa rutan secara umum adalah tempat masyarakat yang pernah melakukan kejahatan 'tetapi' dibina secara manusiawi.
Untuk menghilangkan rasa 'ngeri' masyarakat terhadap rutan, inovasi yang bersifat mendidik dan membekali pelajaran dalam bidang apapun terus dikorek.
"Tubuh boleh dikurung, aspirasi harus selalu disalurkan," begitu kata salah satu narapidana Rutan Kelas IIB Rengat, Doni Hutapea, yang terkurung karena kasus Narkoba yang menjerat dirinya.
Doni mengatakan, dirinya merasa tidak seperti dalam penjara yang dipikir negatif bagi sebagian masyarakat. Dia merasa bahwa rumah sementara yang ditempatinya sekarang bukan untuk dihukum melainkan tempat dimana dia bisa mengembangkan hobinya yaitu Seni Musik.
"Hanya saja kami kan dibatasi dengan lingkungan luar, tetapi aspirasi untuk menyalurkan hobi sebagai seniman musik tersalurkan di dalam rutan ini," kata Doni kepada Halloriau.com saat duduk bersama di ruangan Plh Rutan Kelas II B Rengat Irdiansyah Rana AMD IP SH M.hum, Kamis (11/7/2019) siang.
Doni yang juga ditemani 4 rekan sehobinya itu mengatakan, jiwa musik yang sejak dulu dia tekuni tidak akan mati walau tubuh terkurung dalam jeruji besi. Selama masih ada kesempatan bagi kami untuk menyalurkan hobi, maka kami akan terus berkarya tanpa ada penghalang sedikitpun.
Atas inovasi yang diberikan kepada seluruh tahanan rutan untuk disalurkan, mereka sangat berterima kasih kepada pimpinan rutan yang mengapresiasi dan memperlakukan mereka seperti saudara sendiri.
"Saya sangat terharu atas kebaikan dan apresiasi pimpinan rutan terhadap kami (narapidana) yang memberikan kami pembekalan di bidang musik. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih," ungkapnya.
Tidak hanya bagi narapidana, salah seorang pengunjun rutan, Ermita Sargih (35) warga Aer Molek Istri dari Handoko Sitorus kasus Narkoba menyampaikan, kegiatan seni musik yang dilaksanakan Lapas sangat positif, terhibur, apalagi saat membawa anak -anak dan dapat mengenalkan bahwa rutan tidak selamanya menakutkan.
"Saya lebih merasa rutan tidak lagi dianggap menakutkan, apalagi anak-anak secara psikologis mudah terpengaruh apa yang diperlihatkan. Jadi kegiatan pentas seni yang dilakukan pihak rutan sangat positif," jelas Ermita.
Sementara itu Plh Rutan Kelas II B Rengat Irdiansyah Rana AMD IP SH M.hum mengatakan, kegiatan inovasi ini tidak hanya di seni musik saja melainkan masih banyak kegiatan kegiatan positif yang dilakukan seperti, melukis, senam, religi dan bakat lainnya yang dimiliki oleh para tahanan. Dirinya menegaskan, tidak ada batasan untuk tidak mengembangkan bakat seseorang.
"Perlakukan mereka seperti manusia bukan binatang. Kita harus melayani bukan dilayani. Sejahat-jahatnya mereka dahulu, mereka masih punya hati nurani yang baik. Kami akan terus melayani dengan semaksimal mungkin baik bagi tahanan maupun pengunjung agar merasa nyaman," pesannya.
Penulis : Andri
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :