SELATPANJANG - Balai Karantina Pertanian Hewan dan Tumbuh-tumbuhan Wilker Selatpanjang akhirnya memusnahkan 424 Kilogram buah-buahan asal Malaysia, Jumat (19/1/2018).
Pemusnahan buah-buahan tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar.
"Buah-buahannya dibakar di dalam incenerator agar tidak menganggu warga sekitar," ujar Kepala Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan Pekanbaru Wilker Selatpanjang, Drh Abdul Azis Nasution.
Menurut dia, pemusnahan dilakukan lantaran barang tersebut tidak berdokumen yang sesuai Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Tumbuhan dan Hewan.
"Selain itu, barang tersebut dikhawatirkan menyebarkan penyakit tanaman pertanian di Meranti," ujarnya.
Ia menjelaskan, barang yang dimusnahkan tersebut merupakan sitaan pada pertengahan Desember 2017 lalu.
"Buah-buahan tersebut sebagian besar berasal dari Malaysia yang diedarkan di kawasan bebas, seperti Batam. Namun, dimasukkan ke Meranti," ujarnya.
Menurut Abdul Azis, sebagian besar buah-buahan tersebut sudah busuk, lantaran sudah lama disimpan dalam gudang karantina.
Buah-buahan tersebut masuk ke Meranti melalui kapal Ferry Miconatalia di Sungai Juling, Selatpanjang.
"Buah-buahan yang dimusnahkan tersebut terdiri dari 144 Kilogram apel, pear 38 Kilogram, 108 Kilogram anggur, 36 Kilogram sankis dan 100 Kilogram kelengkeng," ujarnya.
Lebih jauh dikatakannya, untuk memantau masuknya peredaran barang barang yang dikhawatirkan mengandung penyakit pihaknya mengaku sulit, apalagi di Kepulauan Meranti terdapat banyak pelabuhan tikus ditambah lagi dengan jumlah personelnya yang terbatas.
"Kita sulit juga memantau peredaran barang-barang yang khawatirkan mengandung penyakit, selain personel yang terbatas, disini juga banyak pelabuhan tikus, tetapi untuk pengawasan kita sudah mulai menjalin kerjasama dan teken MOu dengan pihak terkait, seperti kepolisian BC dan angkatan laut," katanya.
Penulis: Ali Imroen
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :