Terlibat Kasus Pemukulan Kepala Sekolah, Andrinata Berikan Pembelaan
Senin, 18 Maret 2019 - 12:17:52 WIB
INHU - Penganiayaan yang dilakukan oleh seorang murid terhadap Kepala Sekolah SMA N 2 Kecamatan Rakit Kulim, Inhu Bambang Fajrianto diakui Andrinata (19) yang biasa dipanggil Andri punya alasan sehingga ia nekat mencekik leher Kepsek.
Ahad (17/3/2019) malam, Andri yang juga ditemani ibunya saat ditemui awak media di rumahnya menjelaskan, penyebab dirinya melakukan pemukulan terhadap Kepsek karena sakit hati atas perkataan kepala sekolah yang dilontarkan kedirinya.
Farida Musti ibu kandung dari Andrinata menjelaskan kepada awak media, anaknya merupakan seorang anak yatim yang belum lama ditinggal mati oleh ayah kandungnya.
Farida menceritakan, permasalahan yang terjadi antara anaknya dengan Kepsek berawal dari tunggakan biaya SPP yang harus dibayarkan Farida ke sekolah. Sebab kalau tidak, anaknya tidak boleh ikut Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
"Tunggakan uang sekolah Rp740 ribu. Tapi waktu itu uang yang ada cuma Rp500 ribu. Lantaran sekolah mewajibkan harus lunas hari itu juga, akhirnya saya cari pinjaman," ujar Ibu Andrinata di rumahnya di Desa Petonggan Rakit Kulim, Minggu (17/3) malam.
Saat itu Andri sudah di dalam kelas untuk mengikuti ujian USBN, tiba tiba salah seorang guru bernama Yeni memanggil Andri untuk keluar ruangan seraya berkata "Silahkan keluar, kamu enggak boleh ikut ujian sebelum tunggakan uang sekolah dan iuran OSIS lunas sampai bulan Juni," pinta Yana. Sementara Farida masih mondar mandir cari pinjaman agar anaknya bisa ikut ujian.
Saat Andri disuruh keluar seperti itu, Andrinata ngomel ngomel sambil berkata, "Sekolah ini benar-benar enggak punya toleransi," cetusnya. Saat tahu muridnya ngedumel seperti itu, Kepala Sekolah, Bambang Fajrianto naik pitam dan marah kepada Andri.
Ketika itu juga Andri tak terima karena Bambang marah marah bak gaya seperti preman, ia pun tak segan mengajak Bambang berduel dan Bambang meladeni. "Gaya Pak Bambang marah kayak preman. Makanya saya ajak duel satu lawan satu. Saya disuruh memukul, tapi saya cuma mencekik lehernya saja. Itupun karena kesal," tutur Andrinata yang duduk di samping Farida.
Melihat perkelahian itu, warga langsung menarik Andrinata supaya melepaskan cekikannya dari leher Bambang. "Saat saya ditarik itulah leher Pak Bambang luka kena kuku saya," ujar Andrinata.
Perkelahian usai saat warga turut melerai keduanya, Andri pun memilih untuk pergi ke kantin sekolah. Tetapi Bambang malah membuntutinya sambil menelepon polisi untuk menangkap Andrinata. Perkelahian kembali terjadi, Andri sambil berkata kepada Bambang "Bapak punya mata enggak! Emak saya sudah datang melunasi uang sekolah saya," hardik Andri.
Bambang emosi dan berkata "Tak punya mata Bapak kau!" hardiknya sembari memukul Andrinata. Sakit hati dengan ucapan Bambang saat membawa bawa ayahnya yang sudah meninggal itu, ini alasan Andri kembali meladeni perkelahian mereka.
"Saya sakit hati almarhum ayah saya dihina, makanya saya balas memukulnya," ujar Andrinata.
Farida yang sudah kembali lagi ke sekolah untuk melunasi sisa tunggakan kaget mendapati anaknya sudah duel dengan kepala sekolah. "Saat itu saya langsung minta maaf sama kepala sekolah. Tapi kepala sekolah tak mau. Dia tetap mau melaporkan anak saya ke polisi," katanya.
Penulis : Andri Subakti
Editor : Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :