Polresta Pekanbaru Selidiki Tembok yang Ambruk dan Timbulkan Korban Jiwa
Rabu, 14 November 2018 - 13:39:22 WIB
PEKANBARU - Kepolisian Resor Kota Pekanbaru menyatakan tengah menyelidiki dugaan unsur pidana dalam insiden robohnya tembok Sekolah Dasar Negeri 141 Kecamatan Bukit Raya yang menyebabkan dua orang meninggal dunia, dan tiga mengalami luka-luka.
"Apakah perbuatan ini melawan hukum atau ada unsur kesengajaan atau kelalaian, biarkan proses penyelidikan yang bekerja," kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto di tempat kejadian robohnya tembok beton tersebut, Rabu (14/11/2018), seperti dilansir dari antarariau.com.
Susanto menjelaskan bahwa jajarannya masih terus berupaya mengumpulkan keterangan dan menyita sejumlah barang bukti termasuk lima unit sepeda motor yang turut tertimpa tembok setinggi dua meter dan sepanjang enam meter tersebut. Selain itu, dia juga menjelaskan jajarannya turut terus mengumpulkan keterangan para saksi mata dalam insiden memilukan yang terjadi pukul 07.00 WIB pagi tadi tersebut.
"Sekarang terlalu dini kita menyimpulkan siapa yang bertanggung jawab (dalam insiden ini)," tuturnya.
Insiden mematikan robohnya tembok beton sekolah tersebut menyebabkan seorang siswa SMA Negeri 14 Kota Pekanbaru meninggal dunia. Susanto menjelaskan bahwa insiden tu terjadi tidak di sekolah korban mengenyam pendidikan melainkan terjadi ketika korban sedang mengantar adiknya yang masih duduk di sekolah dasar di SD Negeri 141 Kota Pekanbaru.
Ia mengatakan korban bernama Yanitra Octavizolli. Insiden robohnya tembok sekolah tersebut terjadi saat perempuan 17 tahun itu sedang mengantarkan adiknya bernama Rasyad Agus Triono (11) ke SD Negeri 141 yang beralamat di Jalan Abidin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru.
"Tiba-tiba pagar SDN 141 roboh hingga meninmpa keduanya. Korban Yanitra meninggal dunia dalam insiden itu sementara adiknya berhasil diselamatkan," kata Susanto di lokasi kejadian.
Selain itu, insiden tersebut turut menyebabkan seorang siswa SD Negeri 141 yang saat itu hendak masuk ke pagar sekolah turut menjadi korban. Siswa kelas V bernama William Malaeki (7) mengalami luka parah dan hingga kini masih dalam keadaan kritis.
"Korban William masih dirawat di rumah sakit Syafira Pekanbaru," lanjutnya.
Dari penelusuran Antara di tempat kejadian perkara, sejumlah warga menyebutkan bahwa insiden robohnya tembok tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. "Jam itu merupakan jam sibuk karena begitu banyak orang tua atau pengantar anak untuk masuk sekolah," kata salah seorang warga yang mengaku akrab disapa Mama Arif.
Perempuan yang keseharian berjualan persis di depan tembok itu mengatakan kejadian tersebut berlangsung begitu cepat. Bahkan dirinya mengaku terkejut ketika pagar sepanjang enam meter dengan tinggi sekitar dua meter itu tiba-tiba ambruk dan mengeluarkan dentuman keras.
"Setelah pagar roboh, saya langsung melihat darah mengalir dari balik tembok. Kami semua sudah berusaha membantu korban namun tak sanggup mengangkat tembok itu. Baru beberapa menit kemudian tiba bantuan dari Damkar dan Polisi," tuturnya. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :