PEKANBARU - Indonesia diperkirakan terdapat 80.000-120.000 orang dengan HIV AIDS (ODHA). Sementara untuk Provinsi Riau hingga Agustus 2019 berjumlah 5.859 orang, AIDS berjumlah 2.598 orang.
Ini berarti masih ada sekitar 10.376 orang pasien HIV (ODHA) yang belum terjaring atau terdeteksi untuk mendapatkan pengobatan yang seharusnya.
Gubernur Riau yang diwakili Direktur RSUD Arifin Ahmad dr H Nurzelly Husnedi MARS mengatakan seiring meningkatnya epidemi HIV di Indonesia, khususnya Riau maka pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap ODHA perlu mendapat perhatian khusus terkait upaya pengendalian infeksi HIV.
"Pemberian pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang tepat untuk ODHA sekaligus harus dapat memberikan perlindungan kepada pasien lain di fasilitas kesehatan bahaya infeksi HIV serta melindungi petugas kesehatan sehingga tak perlu khawatir memberikan pelayanan kepada semua pasien termasuk yang diketahui menderita HIV AIDS," ungkap Gubri diwakili Direktur RSUD Arifin Ahmad dr H Nurzelly Husnedi MARS saat membuka Symposium dan Workshop PDGI Wilayah Riau bertema Maintaining AID Improving The Quality of Dentist's Expertise and Care in HIV AIDS di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Sabtu (7/12/2019).
Direktur RSUD Arifin Ahmad dr H Nurzelly Husnedi MARSdidampingi Drg Aldes Evarina , MARS Ketua Persatuan Dokter Gigi Wilayah Riau
Dikatakan, mengingat saat ini belum ada kebijakan tertulis formal untuk penanganan kesehatan gigi dan mulut bagi ODHA sehingga pemahaman dan kemampuan petugas kesehatan khususnya dalam penanganan kesehatan gigi dan mulut belum memadai dan tidak merata maka diperlukan sutau pelatihan Identifikasi Lesi Rongga Mulut dan Penatalaksanaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ODHA bagi tenaga kesehatan gigi di fasilitas kesehatan.
"Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada PDGI wilayah Riau sehingga semakin banyak insan kesehatan yang memahami perjalanan penyakit ini, semakin cepat kita melakukan pencegahan akan penyebarannya," kata Nurzelly.
Direktur RSUD Arifin Ahmad dr H Nurzelly Husnedi MARS memberikan sambutan
Sebelumnya, Amri Ul Ikhwan, Ketua Panitia Symposium dan Workshop PDGI Wilayah Riau mengatakan sangat senang dengan antusiasnya peserta yang melebihi 300-an orang.
"Kegiatan ini merupakan tujuan kita bersama pemerintah untuk menekan angka penderita atau orang terpapar HIV AIDS atau ODHA dimana tenaga kesehatan adalah pintu terdepan. Nah dengan adanya syomposium dan workshop ini, bisa meminimalisir terkontaminasinya dokter gigi karena pasien. Nah kedepannya bagaimana dokter gigi bisa lebih profesional dalam menangani penderita ODHA," kata Amri.
Sementara Drg Aldes Evarina , MARS Ketua Persatuan Dokter Gigi Wilayah Riau menjelaskan, infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama diseluruh dunia pada saat ini, begitu juga di Indonesia.
"Dengan HIV Aids (ODHA) bisa ditemukan di klinik/asilitas kesehatan gigi dan mulut oleh dokter gigi, karena manifestasi orang dengan HIV Aids bisa terlihat dari pemeriksaan di rongga mulut . Seorang dokter gigi harus mampu mendeteksi atau menemukan tanda tanda klinis HIV dari rongga mulut dan harus mampu memberikan pengobatan yang tepat termasuk untuk pasien yang sudah diketahui menderita HIV AIDS," jelasnya.
Foto bersama
Drg Aldes Evarina menjelaskan, profesi Dokter gigi adalah salah satu profesi yang rentan untuk tertular dan menularkan HIV. Pelayanan harus bisa memberikan perlindungan kepada pasien lain dari terinfeksi HIV dan harus tahu cara melindungi diri nya dari HIV dalam bertugas.
Drg Aldes Evarina , MARS Ketua Persatuan Dokter Gigi Wilayah Riau menyerahkan cenderamata
"Menjawab tantangan emerging Infectious diseases diatas dan dalam rangka menyambut hari AIDS se dunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2019 , maka Persatuan Dokter Gigi Indonesia Wilayah Riau (PDGI Wilayah Riau) mengajak teman sejawat dokter gigi, dokter, perawat dan insan kesehatan untuk mengikuti simposium dan workshop maintaining and impropving the Quality of dentist expertise care ini HIV AIDS ," ungkapnya.
Meninjau salah satu stand
Masih menurut Drg Aldes Evarina, seminar ini sangat penting dan bermanfaat dengan mendatang para pembicara dari Tim Panel Ahli Kemenkes RI , dan para pakar klinisi dari rumah sakit rujukan HIV AIDS Hasan Sadikin Bandung.
Penulis: Budy Satria
Editor: Fauzia
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :