JAKARTA - Staf Khusus Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Arief Tugiman menyatakan sebanyak 41 dari 100 masjid di beberapa kementerian hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terindikasi terpapar radikalisme.
"Terdapat 41 masjid yang terindikasi terpapar paham radikal, yaitu 11 masjid di Kementerian, 11 masjid di lembaga, dan 21 masjid di BUMN," kata Arief di kantor LPOI, Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11/2018), seperti dilansir dari liputan6.com.
Dia menyebut masjid tersebut terbagi menjadi tiga kategori atau tingkatan mulai dari terindikasi terpapar rendah, sedang dan tinggi. Karena hal itu, Arief meminta peran organisi kemasyarakatan (ormas) untuk ikut serta dalam pencegahan paham radikalisme.
Sebab, lanjut dia, radikalisme dapat mengancam keutuhan hingga keamanan bangsa. Arief menyarankan agar para dai dapat diberdayakan ketika berdakwah.
"Mohon diberdayakan untuk bisa untuk bisa memberikan dakwah yang menyejukan. Sekaligus meng-counter paham-paham radikal yang sekarang beredar," ucapnya.
Tak hanya itu, Arief juga menyatakan terdapat tujuh perguruan tinggi negeri di Indonesia yang terindikasi terpapar radikalisme. Akan tetapi, dia tidak menyebut secara rinci perguruan tersebut.
"Kemudian 39 persen di 15 provinsi tertarik dengan paham radikal. Jabar, Lampung, Kalteng, Sulteng," jelasnya.
Sementara itu, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Soedarmo juga mengimbau agar semua pihak dapat berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Wahid Institute pada 31 Oktober 2018, sebanyak 0,4 persen warga Indonesia pernah melakukan kegiatan radikal.
"39 mahasiswa di kampus besar di 15 provinsi tertarik paham radikalisme. 7,7 persen orang Indonesia mau bertindak radikal," jelas dia. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :