www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
Selalu Bermasalah, DPRD Minta Disdik Perbaiki Sistem PPDB
 
Industri Sawit Harus Dilindungi dari Serangan isu Negatif
Selasa, 21 Maret 2017 - 17:18:46 WIB


PEKANBARU -  Industri sawit masih memiliki dampak ekonomi ganda (multiflier effect)  yang cukup besar di Provinsi Riau. Hampir semua lini kehidupan masyarakat di Riau diuntungkan dengan pengembangan komoditas sawit. Kelapa sawit dan produk turunannya menopang sebesar 39,31 persen dari perekonomian Riau, sehingga membutuhkan kebijakan khusus dari pemerintah untuk mengembangkannya di masa depan. Sebab itu, industri sawit harus dilindungi dari serangan isu-isu negatif.

"Adanya rencana pemerintah yang akan mengalihkan sawit dengan komoditas lain harus dikaji secara mendalam dan harus berdasarkan kajian akademis. Industri sawit dalam negeri saat ini harus dilindungi karena banyak diserang oleh isu-isu nonteknis dari luar negeri yang diduga kuat menggunakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai grup lobi mereka," tegas akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), DR. Ricky Avenzora saat  Bincang Pagi Insan Jurnalis Riau "Mungkinkan Riau tanpa Sawit?" di Hotel Premiere, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Selasa (21/3/2017).

Beberapa isu yang digunakan pihak asing untuk menyerang industri dalam negeri diantaranya, perkebunan sawit penyebab kebakaran hutan terluas di Indonesia, kebun sawit meruypakan komiditi monokultur terluas di dunia, kebun sawit penyebab pemanasan global, perkebunan kelapa sawit menciutkan hutan, perkebunan kelapa sawit mengganggu kawasan konservasi dan lainnya.

"Sektor yang sudah memberikan banyak pemasukan ke negara justru seperti tidak dilindungi oleh pemerintah dan terus ditekan oleh LSM. Ada lebih dari 100 item isu yang digunakan untuk menghancurkan sawit Indonesia. Kita harus merapatkan barisan, karena isu yang keluar semua tidak sesuai fakta,” kata Ricky Avenzora.

Sementara itu, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Irwan Mulawarman memaparkan, ketika sektor minyak dan gas terus menurun, perekonomian Riau dari nonmigas sebenarnya masih sangat ditopang oleh kelapa sawit sebesar 39,31 persen karena sektor pertanian dan industri pengolahan di dalamnya didominasi oleh kelapa sawit.

Menurut Irwan, kontribusi sawit lebih besar ketimbang sektor pertambangan dan penggalian yang sumbangannya pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau 2016 mencapai 22,65 persen, dan trennya terus menurun.

Dikatakan, sulit menggeser sawit sebagai komoditas unggulan di Riau dalam jangka pendek karena masih banyak masyarakat yang menggantungkan kehidupannya di sektor tersebut. Berdasarkan kajian BI, luas perkebunan sawit di Riau hingga 2015 sudah mencapai 2,42 juta hektare, atau sekitar 25 persen dari luas sawit secara nasional.

Dari sektor industri, lanjutnya, sebanyak 167 dari 219 perusahaan dalam industri makanan di Riau yang menggunakan produk sawit, telah menyerap 43.395 orang tenaga kerja atau sekitar 70,60 persen dari total tenaga kerja industri besar dan sedang. Kemudian dari kinerja ekspor dari Riau, 61,47 persen ekspor Riau adalah minyak dan lemak nabati, dimana 91,20 persen di dalamnya adalah minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang diekspor ke Tiongkok, India, negara-negara ASEAN dan MEE.

Sementara itu, 46,09 persen tenaga kerja di Riau terkonsentrasi pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Tenaga kerja dalam industri sawit mayoritas dipenuhi dari dalam negeri, sedangkan jumlah tenaga asing masih terbatas.

"Ini merupakan tugas yang berat jika ingin menggeser sawit dengan komoditas lain karena komoditas ini sudah bertahun-tahun menjadi penopang perekonomian masyarakat Riau. Namun untuk jangka panjang memang harus mulai disiapkan dari sekarang, karena Riau jangan lagi mengandalkan sumber daya alam,” ujar Irwan.

Irwan mengatakan untuk memaksimalkan potensi sawit di Riau, harus dilakukan hilirisasi. Sebab, mayoritas sawit Riau dikirim ke luar sebagai bahan mentah. Padahal, lanjut Irwan di Malaysia sudah ada 120 turunan produk sawit yang memberikan nilai tambah tinggi. Sementara di Indonesia, hilirisasi sawit baru dikembangkan sebanyak 20 produk.

Dampak Ekonomi Ganda
Ditempat yang sama, Peneliti dan Guru Besar dari Universitas Riau, Prof Almasdi Syahza mengatakan sawit masih memiliki dampak ekonomi ganda (multiplier effect)  yang besar di Riau. Hampir semua lini kehidupan masyarakat di Riau diuntungkan dengan pengembangan komoditas sawit. Berdasarkan hasil penelitian, indeks kesejahteraan masyarakat pedesaan Riau sejak 1995 hingga 2015 terus meningkat. Di level petani, pendapatan petani sawit pada 2015  sudah mencapai 4.630 hingga 5.500 dolar AS per tahun.

"Apakah ekonomi Riau bisa tanpa sawit? Maka jawabannya, tidak. Karena sawit telah memberikan dampak terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dalam upaya mengetaskan kemiskinan di pedesaan. Dampak aktivitas tersebut terlihat dari indikator, salah satunya usaha tani kelapa sawit telah dapat mengurangi ketimpangan pendapatan di daerah pedesaan," ujarnya.

Dijelaskan, ironi yang terjadi sekarang adalah pemerintah justru mengeluarkan kebijakan yang kontraproduktif dengan pengembangan sektor tersebut. Melalui  empat Peraturan Menteri (Permen) sebagai turunan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut, lanjutnya, pengembangan sektor perkebunan di Riau akan sulit menerapkan salah satu poin dalam peraturan itu yang mengatur bahwa muka air gambut ditetapkan minimal 40 centimeter (0,4 meter).

"Peraturan itu akan merugikan tidak hanya pertanian sawit, namun semua komoditi yang menggunakan lahan gambut," katanya. (*)

Editor: Budy Satria


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Anggota DPRD Pekanbaru, Zulkarnain.(foto: int)Selalu Bermasalah, DPRD Minta Disdik Perbaiki Sistem PPDB
Maliki siap bersaing bakal calon Bupati Rokan Hilir di Pilkada serentak 2024 (foto/ist)Maliki Siap Bertarung Jadi Calon Bupati Rohil di Pilkada 2024
Sumber gambar: Photo by Bench Accounting on Unsplash Manfaat Pinjaman UMKM Online dan Rekomendasi Terbaiknya
  Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun.(foto: int)Pj Wako: Kelemahan Pemko Pekanbaru Banyak ASN Bersikap Apatis
IlustrasiCaleg Terpilih Belum Dilantik Sudah Harus Mundur? KPU Riau Beri Penjelasan
Timnas Indonesia melawan Timnas Australia di Piala Asia U-23 2024 (foto/int)Ujian Besar Timnas Indonesia, 3 Kali Lawan Australia Tak Pernah Menang
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved