www.halloriau.com


Ekonomi
BREAKING NEWS :
PPDB SMPN Pekanbaru 2024 Dimulai 15 Juli, Ini Kata Kadisdik
 
Dari Kunjungan Wartawan Riau ke Pabrik Migor APICAL Group
Dari Kelapa Sawit ke Minyak Goreng Hingga Limbah Disulap Jadi Semen
Kamis, 03 November 2016 - 14:20:37 WIB

SEBANYAK 10 orang wartawan Riau berkesempatan menambah wawasan mulai perkebunan kelapa sawit, pabrik kelapa sawit (PKS), crude palm oil (CPO) PT Asian Agri hingga proses produksi minyak goreng (Migor) oleh PT Asianagro Agungjaya (APICAL) di kawasan Marunda, Jakarta Utara, belum lama ini.

Rasa lelah satu setengah jam dalam perjalanan menuju area pabrik APICAL Group akhirnya terobati setelah para wartawan mendapatkan berbagai informasi mengenai pengelolaan CPO mulai dari hulu hingga hilirnya.

APICAL merupakan mitra dari Asian Agri Group, yang melakukan proses lanjutan dari proses yang dilakukan di Asian Agri yakni mengolah minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil menjadi berbagai produk turunan yang salah satunya adalah minyak goreng yang dapat dilihat secara langsung bagaimana proses produksi hingga packing untuk siap di kirim, baik lokal dan ekspor.

Kedatangan 10 orang wartawan dari media cetak dan online Riau yang terlebih dahulu telah melakukan beberapa kegiatan di Bogor disambut langsung jajaran manajemen APICAL. Pengamanan yang super ketat langsung terlihat ketika bus rombongan baru memasuki pintu penjagaan (pos security). Pasalnya, area sekitar kawasan pabrik rawan terbakar karena penggunaan bahan-bahan kimia.

Tahapan keamanan ternyata tak hanya berhenti di pos security, sesampainya di depan kantor PT Asianagro Agungjaya, rombongan harus melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal plastik.

Di ruangan rapat yang disulap menjadi tempat pertemuan silaturahmi di lantai dua, staf perusahaan Muhammad Eka pun langsung memberikan arahan mengenai proses keselamatan atau safety introduction yang bertujuan agar setiap orang yang memasuki lingkungan pabrik dapat memahami prosedur keselamatan yang diterapkan perusahaan. Termasuk jika sewaktu-waktu terjadi insiden gempa bumi dan kebakaran.

Selanjutnya sebelum membawa rombongan wartawan mengelilingi area pabrik melihat bagaimana proses produksi minyak goreng dan turunannya, Head of Production, Saprul Dianto memaparkan sekilas profil perusahaan.

"Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan minyak goreng adalah CPO yang diperoleh dari perusahaan mitra, di antaranya adalah dari Asian Agri," ungkap pria yang sudah 20 tahun bergabung di perusahaan milik Sukamto Tanoto tersebut.

Rombongan pun kembali turun ke lantai dasar dan langsung diminta menggunakan sepatu standar, termasuk helm dan masker.

Sambil mengelilingi area pabrik, Saprul pun memberikan berbagai penjelasan yang menjadi pertanyaan wartawan. Dikatakan, untuk memproses CPO menjadi minyak goreng, tentu harus melalui beberapa tahap produksi yakni mulai dari proses retreatment & bleanching, filtration, deoderization yang menghasilkan bahan setengah jadi dari minyak goreng yakni RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil).

RBDPO tersebut, lanjutnya, dipisahkan dengan proses fraksinasi, proses kristalisasi dan pemisahan untuk mendapatkan komponen padat (stearin) dan cair (olein). Olein ini lah yang akan diproses lanjutnya untuk menjadi minyak goreng, sedang stearin akan diproses menjadi margarin dan berbagai produk lainnya.

Saprul juga menjelaskan, berbagai produk yang dihasilkan PT Asianagro Agungjaya dipasarkan secara lokal maupun untuk ekspor.

"Mayoritas produksi yang dihasilkan perusahaan adalah minyak goreng yang dipasarkan untuk pasar lokal maupun industri. Untuk industri, pembelinya pada umumnya adalah  perusahaan biskuit. Bahkan beberapa supermarket besar juga merupakan pelanggan tetap perusahaan yang memasarkan minyak goreng PT Asianagro Agungjaya dengan merek mereka. Sedangkan berbagai produk lain yang dihasilkan juga diekspor ke berbagai negara Asia, Eropa, Amerika Latin maupun wilayah lainnya," katanya.

Bagaimana dengan pengelolaan limbah yang dihasilkan dalam produksi seperti minyak goreng? Saprul menjelaskan pengolahan limbah cair atau waste water treatment plant (WWTP) mengolah limbah sebanyak 300 ton dengan kapasitas 400 ton per hartinya dengan berbagai tahapan sehingga hasil pengolahan limbah berupa air akan kemabli bisa digunakan untuk membantu proses produksi. Sedangkan untuk limbah padat telah diserahkan kepada pihak ketiga yang mengolahnya menjadi bahan pembuatan semen.

Sementara, SSL-GA (Social Security License- General Affair) PT.Asinagro Agung Jaya, Sugondo menjelaskan, PT Asianagro Agungjaya berdiri 1993 dan telah mengalami beberapa kali ekspansi, yakni di tahun 2000 dan tahun 2012. Setelah ekspansi, saat ini kapasitas produksi pabrik adalah 2.000 ton per hari. Dari minyak mentah/CPO yang diolah, sebanyak 75 persennya diproses menjadi minyak goreng, sedangkan sisanya 25 persennya diolah menjadi beragam produk lainnya, seperti margarin, shortening, powder fat dan lain lain.

Menurut Saprul, produk minyak goreng yang dihasilkan PT Asianagro Agungjaya adalah minyak goreng merek Camar, yang mengandung vitamin A dan sudah bersertifikasi halal.

Selain melihat proses produksi, rombongan juga dibawa berkeliling warehouse pabrik yang mampu menampung hingga 2800 metrik ton, dengan standar yang mumpuni dimana temperaturnya selalu terjaga.

Lengkapi Pemahaman
Usai mengelilingi area pabrik, Head Corporate Asian Agri, Maria Sidabutar mengatakan kunjungan tersebut merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan industri sawit kepada kawan-kawan media yang telah menjadi mitra perusahaan selama ini.

"Selama ini kita sudah sering membawa media untuk melihat perkebunan Asian Agri sebagai industri hulu sawit, maka untuk melengkapi pemahaman teman-teman media secara menyeluruh sampai ke industri hilirnya, kami mengajak kawan-kawan untuk berkunjung ke sini," katanya.

Dengan kunjungan ke PT Asianagro Agungjaya yang merupakan mitra Asian Agri dalam mengolah CPO akan lebih menambah wawasan kawan-kawan media dalam melakukan penulisan berita nantinya.

"Kami berharap dengan kunjungan ini dapat menambah pengetahuan kawan-kawan media di Riau dalam menulis industri kelapa sawit dan produk-produk turunannya," harap Lidya Veronica, Humas Asian Agri wilayah Sumut, Riau dan Jambi.

Paparkan Asian Agri
Sehari sebelumnya, General Manager Asian Agri Group Freddy Wijaya berkesempatan memaparkan seputar bisnis PT Asian Agri kepada rombongan wartawan di Resort Park, Bogor.

Kebun Asian Agri berada di tiga provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau dan Jambi dengan luas sekitar 100 ribu hektar untuk inti dan sekitar 60 ribu plasma dan mitra. Perusahaan yang berdirti sejak 1979 ini sudah memiliki 27 kebun kelapa sawit dan 20 PKS (pabrik kelapa sawit).

Dengan luasan tersebut, Asian Agri mampu memproduksi CPO (crude palm oil) sekitar 1 juta ton per tahun untuk areal perkebunan 160 ribu hektar.

"Kami melakukan upaya peningkatan produksi setiap hektar. Hal ini tentu dimulai dari pemilihan bibit tanaman, baik untuk inti, plasma dan swadaya, perawatan hingga proses panen," ujar Freddy Wijaya.

Benih merupakan termasuk faktor utama dan yang awal dalam menentukan kesuksesan investasi di perkebunan kelapa sawit. Kesalahan dalam memilih benih akan berdampak sangat fatal yang akan disesali kemudian dalam jangka lama (20 hingga 25 tahun).

Untuk itulah Asian Agri mengembangkan bibit unggul sendiri dibawah bendera Asian Agri R&D Centre yang dikembangkan melalui proses yang sistematis dan berkesinambungan. Dan pada tahun 1996, Asian Agri mendirikan balai (station) yang dikenal dengan Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz, untuk melakukan kegiatan seleksi dan pemuliaan serta produksi benih unggul kelapa sawit. Selanjutnya pada tahun 2012 didirikan laboratorium kultur jaringan dengan teknologi terkini (state of the art) untuk mendukung kegiatan produksi benih unggul. Program pengembangan benih unggul ini juga didukung dengan fasilitas Laboratorium Biomolekuler.

"Kami mempunyai rencana time-bound RSPO untuk menyertifikasi seluruh pabrik dan kebun kami, termasuk kebun petani plasma hingga tahun 2018. Di Desember 2015, kami sudah menyertifikasi 24 kebun dan 17 pabrik. 3 kebun dan 2 pabrik telah diaudit dan saat ini sedang dalam review. Untuk ISCC, kami sudah berhasil menyertifikasi seluruh pabrik dan kebun kami. Sedangkan untuk ISPO, kami sudah berhasil menyertifikasi 10 kebun dan 10 pabrik. Petani kami juga ikut serta dalam proses sertifikasi ini. Di Desember 2015, kami sudah menyertifikasi 5 kebun petani untuk RSPO. Kami mempunyai target untuk menyertifikasi seluruh kebun petani kami di tahun 2016. Untuk ISCC kami sudah berhasil menyertifikasi seluruh kebun petani kami,"paparnya.

Upaya peningkatan kualitas yang bermuara pada produksi ini bukan hanya dilakukan untuk inti dan plasma, tapi juga bagi petani swadaya yang menjadi mitra.

Kemitraan dengan petani swadaya bukan hanya saat panen, tapi juga sejak awal. Karena itu, tim Asian Agri membina petani swadaya dimulai dari pembentukan koperasi, membangun kebersamaan, pendidikan pengetahuan pertanian, merekomendasikan pupuk, termasuk memberikan bantuan bibit dan pembiayaan seperti perbaikan infrastruktur.

"Kami memastikan kualitas bibit yang ditanam petani, memiliki sumber benih sendiri, trainning centre dengan melakukan pelatihan dan pembinaan para petani," beber Freddy. (*)

Editor: Budy Satria

Rombongan wartawan media cetak dan online foto bersama manajemen PT Asianagro Agungjaya

10 orang wartawan dari Riau bersama Head of Production , Saprul Dianto melihat aktivitas pabrik produksi minyak goreng

Manajemen PT Asianagro Agungjaya menjelaskan proses produksi minyak goreng dan berbagai produk lainnya

Melihat packing atau pengepakan produk minyak goreng

Rombongan wartawan mendengarkan pemaparan proses produski dari ruang kontrol

Karyawan bagian produksi berfoto bersama di bagian packing minyak goreng

Rombongan wartawan berfoto bersama dengan Head of Production , Saprul Dianto, SSL-GA PT Asinagro Agungjaya, Sugondo, Head Corporate Asian Agri, Maria Sidabutar dan Lidya Veronica, Humas Asian Agri untuk Sumut, Riau dan Jambi.

General Manager Asian Agri Group Freddy Wijaya memberikan penjelasan mengenai perkebunan sawit PT Asian Agri

GM Asian Agri Group Freddy Wijaya, Head Corporate Asian Agri, Maria Sidabutar dan Lidya Veronica, Humas Asian Agri untuk Sumut, Riau dan Jambi foto bersama wartawan di Bogor.


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Kadisdik Pekanbaru, Abdul Jamal.(foto: int)PPDB SMPN Pekanbaru 2024 Dimulai 15 Juli, Ini Kata Kadisdik
LLDIKTI Wilayah XVII sosialisasi KIP-K di UIR.(foto: mcr)Sosialisasi KIP-K di UIR, LLDIKTI Wilayah XVII: Peran Yayasan dan PT Penting untuk Sukseskan Program
Sekdako Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.(foto: int)Ikuti MTQ ke-42 Riau, Besok Kafilah Pekanbaru Berangkat ke Dumai
  Service AHASS siaga untuk pemudik.(foto: istimewa)AHASS Siaga Bantu Pemudik Servis Motor Honda
NETA V.(foto: istimewa)Makin Populer, Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Beli Mobil Listrik
Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto bersama Menhub RI.(foto: sri/halloriau.com)Dukung Gebyar BBI/BBWI, Menhub Beri Bantuan 'By The Service' ke Pemprov Riau
Komentar Anda :

 
Potret Lensa
Sepanjang Jalan Rajawali Rusak Parah
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2024 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved