PEKANBARU - Terkait persaingan tarif Ojek Online (Ojol) yang kian memanas antara dua aplikator di Indonesia, Gojek dan Grab dikhawatirkan akan merembes pada kepentingan nasional. Jika diliat Peraturan Menteri (PM) No. 12 tahun 2019 tidak memberikan dampak yang signifikan sebagai solusi polemik ini.
Menurut Gunawan Benjamin selaku Pengamat Ekonomi asal Sumatra Utara, kepada wartawan, Minggu (23/6/2019), di Pekanbaru, perang tarif ini lebih baik diakhiri demi menjaga kepentingan bangsa.
"Peraturan yang dikeluarkan Kementrian Perhubungan terkait batas tarif pada PM No. 12 tahun 2019 masih jauh dari harapan. Justru yang terjadi ada operator Ojol yang melakukan jor-joran lewat promo. Saya menilai ini sangat brutal," terangnya.
Dalam hal ini, Gunawan menyebut peran pemerintah lebih diutamakan​ demi kelangsungan kepentingan nasional. Diantaranya, melindungi kesejahteraan mitra driver. Lalu kepentingan konsumen juga harus diutamakan. Dan pemerintah (regulator) harus utamakan kepentingan Ojol milik anak bangsa.
"Jangan hanya menyerahkan sepenuhnya ke mekanisme pasar, yang justru malah menghadirkan para pesaing baru," sebut Gunawan.
Salah satu aplikator, Grab dinilai terlalu berlebihan dalam memberikan promo. Harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan harga keekonomiannya yang mengacu pada regulasi di atas.
"Saya yang juga turut menjadi pelanggan kedua ojek online tersebut, menilai ada salah satu ojek online yang secara sengaja memberikan banyak promo. Saya menilai promo yang diberikan tersebut bahkan jauh lebih murah dari harga keekonomiannya. Saya mengacunya ke PM 12 tahun 2019 untuk menghitung harga keekonomian tarif ojek online," sambungnya.
Menurutnya, idealnya untuk jarak 3 km bisa menghabiskan biaya sekitar Rp5.400 sampai Rp6.900. Tetapi karena menggunakan promo, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp3.000 saja.
Dia berpendapat, aplikator tersebut telah menyatakan perang terbuka. Di sisi lain, aturan main yang diterapkan belum komprehensif dalam mengatur ojek online. Jika nantinya akan ada yang kalah, maka salah satu diantaranya pasti akan melakukan monopoli.
"Monopoli ini kan berbahaya bagi konsumen. Kalau perang harga saat ini pastinya akan menguntungkan konsumen. Tetapi kita juga perlu memikirkan kesejahteraan mitra ojol itu dalam hal ini ya driver ojolnya. Aturan itu sudah seharusnya tidak melindungi salah satu pihak saja," tandasnya.
Terpisah, Andre Sebastian selaku Public Relation Manager Grab saat dihubungi halloriau.com, malam ini belum memberi respon. Upaya yang dilakukan konfirmasi melalui pesan singkat WhattApp juga tidak dibalas.
Penulis : Helmi
Editor: Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :