PEKANBARU - Untuk dapat mengetahui peningkatan daya saing industri hulu migas Indonesia untuk menjadi lebih kreatif, inovatif, serta berdaya saing, Indonesian Petroleum Association (IPA) kembali gelar Konvensi dan Pameran IPA ke-42 Tahun 2018 (IPA Convex 2018) pada 2-4 Mei 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Dengan mengusung tema tahun ini "Driving Indonesia’s Oil and Gas Global Competitiveness", Chevron kembali mengajak 11 wartawan di Provinsi Riau untuk ikut berperan serta di ajang pameran yang bertujuan menjadi pertemuan dan kolaborasi antar semua kepentingan industri migas di Indonesia dengan tujuan dapat meningkatkan produksi minyak dan pertumbuhan industri migas di Indonesia.
Danya Dewanti, Manager Corporate Communications melalui Okta Heri Fabdi mengatakan, untuk Konvensi dan Pameran IPA ke-42 Tahun 2018 ini, Chevron mengajak sebanyak 11 wartawan dari media cetak dan siber (online) untuk melakukan liputan khususnya mengenai peran dan kehadiran Chevron melalui booth Chevron yang telah ada seperti tahun sebelumnya.
Dari penelusuran halloriau.com, event ini digelar dengan 3 sesi plenary dan 1 sesi khusus dengan menghadirkan pembicara-pembicara dari dalam dan luar negeri, baik dari sisi swasta ataupun pemerintah.
Di hari pertama, akan membahas tentang pemetaan oil dan gas di dunia, beserta sebaran investasi migas dunia. Selanjutnya di hari kedua Akan membahas bagaimana negara-negara di dunia mempertahankan dan memperbaiki daya saing investasi mereka di bidang migas. Kemudian di sesi ketiga akan membicarakan bagaimana kebijakan migas di Indonesia dalam mendukung investasi migas nasional. Sesi terakhir akan membahas bagaimana perbaikan bisnis migas dari hulu ke hilir untuk menarik investor.
Novie Hernawati, Chairperson IPA Convex 2018 mengungkapkan optimismenya terhadap meningkatnya daya saing industri hulu migas Indonesia untuk lebih kreatif, inovatif, dan beraya saing. "Pada acara tahun ini, kami berupaya mencerminkan upaya yang dilakukan industri untuk menghadapi tantangan untuk meningkatkan daya saing di level global, salah satunya adalah penerapan inovasi dan teknologi dalam kegiatan eksplorasi dan produksi migas,” katanya.
Dalam gelaran kali ini, teknologi session menjadi sesi terbaru yang akan ditampikan. Teknologi dianggap sebagai alat pendukung dalam proses produksi dan efisiensi. “Teknologi tidak bisa dipishkan dari oil dan gas, karena berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan produksi untuk meningkatkan daya saing kita di sektor migas nasional dan global,” kata Novie.
Novie menargetkan akan dapat mendatangkan 25 ribu pengunjung dan dihadiri oleh 1.800 peserta konvensi dari sekitar 20 negara. Dia juga menargetkan akan ada 107 perusahaan yang terlibat menjadi peserta pameran.
Editor: Budy Satria
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :