DUMAI - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Dumai membatasi jarak pandang. Minggu (28/8/2016) sekitar Pukul 08.00 Wib jarak pandang tidak lebih dari 200 meter.
 
Pantauan di lapangan, asap tebal berwarna putih turun bak embun dipagi hari sehingga terlihat jelas menyelimuti setiap sudut Kota Dumai. Asap tebal sisa kebakaran hutan dan lahan membawa partikel halus berwarna putih serta mengeluarkan bau menyengat dan menempel dibaju serta terasa sesak jika udara terhirup saat kita bernafas.
 
Terkait kabut asap yang terjadi pada Minggu pagi, belum ada pihak terkait yang bisa menjelaskan dari mana asalnya kabut asap. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai pun belum dapat dihubungi.
 
Akibat jarak pandang yang sangat terbatas, satu penerbangan pelita air jurusan Jakarta - Dumai terpaksa dialihkan dari Bandara Pinang Kampai Dumai ke Bandara Sultan Syarief Kasim Pekanbaru Minggu (28/8/2016) karena jarak pandang.
 
Kepala UPT Bandara Pinang Kampai Kota Dumai, Catur Hargowo kepada wartawan membenarkan hal itu.
Menurut Catur, jarak pandang seharusnya tidak kurang dari 2 KM agar pesawat bisa mendarat dengan baik. Namun pada Minggu pagi, kabut asap cukup tebal menyelimuti Kota Dumai. Akibatnya Penerbangan Pelita Air rute Jakarta-Dumai terpaksa kita dialihkan.
 
Sebelumnya, kata Catur pesawat Trans Nusa berhasil mendarat di Bandara Pinang Kampai pada hari yang sama sekitar pada Pukul 08.00 WIB. Saat take off jarak pandang masih normal yaitu 2 KM sehingga proses pendaratan bisa dilakukan dengan baik.
 
Namun, sekitar Pukul 08.50 WIB kabut asap semakin tebal, akibatnya pesawat Pelita Air tidak dapat mendarat sebab jarak pandang tidak lebih dari 1 KM, untuk keamanan penerbangan, lokasi pendaratannya kita alihkan kebandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. Pungkasnya.

Penulis  : Bambang P
Editor    : Unik Susanti