PEKANBARU- Di tengah kasus covid-19 yang masih mewabah di Kota Pekanbaru, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga tidak kalah menuai perhatian, pasalnya saat ini kasus DBD di Pekanbaru terbilang tinggi bahkan sampai merenggut korban jiwa.
Seperti kasus DBD yang menimpa warga di Kecamatan Payung Sekaki meninggal dunia akibat serangan nyamul Aedes Aegypti tersebut. Atas peristiwa ini Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru H Suherman meminta Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru agar dapat segera mencegah dan serius mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Sudah ada korban jiwa, warga kita di Kecamatan Payung sekaki meninggal dunia akibat DBD. Untuk itu, kita di komisi III minta Dinas Kesahatan agar dapat segera action tinjau ke lapangan untuk mengatasi masalah DBD ini di Kota Pekanbaru," ungkap Suherman, Senin (14/2/2022).
Suherman mengaku prihatin kasus DBD di Kota Pekanbaru telah memakan satu korban jiwa. Ia pun mendesak Dinas Kesehatan agar mengatasi secara serius dalam menanggulangi wabah DBD di Kota Pekanbaru.
"Dinas kesehatan harus dapat bergerak dan bertindak cepat, mencegah dan menanggulangi wabah DBD ini dengan serius. Jangan menunggu sampai menimbulkan korban lagi," tegasnya.
Suherman juga mewanti-wanti Pemko Pekanbaru untuk meningkatkan kewaspadaan lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengingat saat ini tengah memasuki puncak musim penghujan.
"Cuaca tidak menentu sekarang ini, sebentar hujan dan sebentar panas, biasanya kondisi seperti ini sangat gampang nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak, untuk itu perlu langkah pencegahan yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat," ujarnya lagi.
Menurutnya, salah satu cara mengantisipasi wabah DBD ini dengan membenahi seluruh saluran drainase. Karena, penyebab munculnya kasus DBD adalah buruknya drainase yang mengakibatkan banyaknya genangan air.
"Ditambah lagi ini pancaroba. Dimana-mana drainase itu semuanya mampet sehingga nyamuk DBD itu otomatis akan berkembang biak disitu. Ini harus ditegaskan kepada Pemko Pekanbaru, ya jadi tolonglah dibenahi drainase ini," jelasnya.
Politisi Hanura ini juga mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai DBD selama musim pancaroba ini. Diantaranya melakukan 3 M (menguras, menutup dan mengubur) guna memberantas jentik nyamuk penyebab penyakit tersebut.
"Kita terus imbau kepada masyarakat agar tidak menganggap remeh DBD ini. Jangan sampai ada genangan genangan air," tutup Suherman.
Untuk diketahui, kasus DBD di Pekanbaru mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 lalu. Pada minggu ke-6 tahun 2022 ini sudah terdata 125 kasus DBD dengan satu korban meninggal dunia.
"Saat ini memang sedang musim pancaroba dan peningkatan kasus DBD terjadi tahun ini. Bahkan, di Puskesmas ada satu yang meninggal dunia yang berdomisili di Kecamatan Payung Sekaki," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy Saragih.
Penulis: Mimi Purwanti
Editor: Rico
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :