Ramadan Semakin Dekat, Roem Diani Dewi Warning Pemko Soal Tiga Hal Ini
Rabu, 09 Mei 2018 - 13:53:07 WIB
PEKANBARU - Roem Diani Dewi, anggota DPRD Kota Pekanbaru mengigatkan Pemerintah Kota Pekanbaru bersama intansi terkait untuk melalukan inspeksi mendadak (Sidak) untuk memantau kenaikan harga sembako jelang Ramadan.
Pasalnya, momen Ramadan dan jelang Idul Fitri kondisi harga sembilan bahan pokok (Sembako) cenderung mengalami kenaikan seiring meningkatnya permintaan masyarakat di pasaran.
Tidak hanya memantau harga, Pemerinta Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) diminta turut memantau oknum pedagang hingga distributor yang terindikasi melakukan penimbunan barang dan melakukan permainan harga.
"Memang pada umumnya saat jelang puasa dan Idul Fitri harga sambako cenderung naik karena permintaan meningkat dan ketersediaan terbatas, namun kita minta dipastikan betul bagaimana kondisi stok sembako di lapangan, apakah aman atau kondisinya memang kurang sehingga mempengaruhi harga, kita tidak mau ada oknum yang bermain didalam hal ini baik pedagang, penyalur dan distributor," ungkap Roem Diani Dewi, Rabu (9/5/2018).
Menurut Politisi PKS ini lagi, jika kenaikan harga murni karena keterbatasan dari daerah pemasok, maka pemerintah harus mencarikan solusi atau alternatif lain sehingga harga tidak kian melonjak dan masyakat makin keberatan.
"Salah satu solusinya yaitu mengadakan operasi pasar, dengan harapan Pemerintah bisa membantu meringankan beban masyarakat dalam hal memperoleh sembako yang murah dari pasaran," katanya lagi.
Hal kedua yang perlu menjadi catatan Pemerintah Kota menurut Roem yaitu, pemerintah harus memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa makanan dan minuman yang beredar di pasar tradisional maupun modern di Pekanbaru dalam kondisi aman atau tidak kadaluarsa.
"Kita minta kepada pemerintah, BPOM dan Satpol PP intens melakukan pengawasan makanan dan minuman yang beredar di Kota Pekanbaru, jangan sampai barang yang sudah kadaluarsa masih dipajang dan dapat mengancam kesehatan masyarakat, termasuk memantau jajanan pasar yang rentan menggunakan zat-zat berbahaya yang sering ditemukan pada mie, bakso dan makanan siap saji yang dipasar-pasar ramadan," tambahnya.
Persoalan lain yang tidak luput dari perhatian Roem yakni persoalan Gas elpiji 3 kg yang tidak tepat sasaran dan harga di tingkat pengecer yang melambung tinggi sementara stok di pangkalan sering dikeluhkan kosong.
"Sebenarnya untuk kuota gas 3 kg di Pekanbaru sudah melebihi karena ada penambahan, tetapi yang namanya gas subsidi pemerintah banyak pembelinya tidak terseleksi, dalam artian gas yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin malah banyak digunakan oleh oknum pedagang rumah makan dan usaha sejenis lainnya karena harganya yang jauh lebih murah," jelas Roem.
Tidak hanya itu, dari beberapa kali sidak yang diketahui oleh Komisi II banyak oknum pangkalan yang bermain dengan pihak pengecer terkait harga maupun volume yang diperjual belikan.
Roem juga berharap semua pihak harus ikut bekerja, agar persoalan yang menyangkut kebutuhan masyarakat tidak terus menjadi persoalan, termasuk soal gas subsidi tersebut, dimana Pemerintah termasuk pihaknya di legislatif memberikan edukasi kepada pedagang bahwa gas yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin tidak diganggu gugat oleh oknum pedagang, dimana di lapangan saat ini masih banyak oknum yang menggunakan gas elpiji 3 kg, padaha; seharusnya para pedagang menggunakan gas yang 5 kg atau yang 12 kg.
Penulis : Mimi Purwanti
Editor : Yusni Fatimah
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :