PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tengah mengupayakan pembebasan lahan untuk proyek flyover Panam. Seperti diketahui jalan yang menghubungkan Simpang Jalan Garuda Sakti-Jalan Soebrantas, masih terkendala pembebasan lahan.

Dari bidang tanah yang terdampak pembangunan, ada 25 pemilik lahan yang belum bisa dihubungi. Itu disampaikan Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.

"Pemerintah pusat akan membangun Flyover Simpang Panam. Tugas kami hanya melakukan inventarisir terhadap bidang tanah yang terdampak pembangunan flyover," sebut Indra Pomi.

Dari 75 bidang tanah yang terkena dampak, sebanyak 48 pemilik tanah telah berhasil dikumpulkan, dan mereka telah menyetujui pembangunan flyover tersebut. Namun, 25 pemilik tanah masih belum dapat dikumpulkan karena berada di luar Pekanbaru.

"Tapi, kami tetap mengupayakan pembebasan lahan selesai tahun ini. Gubernur Riau meminta kami agar segera menetapkan lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan flyover," sebutnya.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merencanakan pembangunan flyover di persimpangan Jalan Garuda Sakti-Jalan Soebrantas. Lahan warga yang terdampak proyek ini akan diganti dengan tanah.

"Kami sudah rapat dengan Kementerian PUPR dan PT Hutama Karya. Pada prinsipnya, kami sama-sama setuju tak menerima ganti rugi tanah warga dalam bentuk uang, tapi tanah juga," kata Indra Pomi pada Senin (12/2/2024) seperti dikutip dari pekanbaru.go.id.

Tanah warga akan diganti dengan tanah yang memiliki nilai ganti rugi yang setara. Selain itu, Pemko juga telah mengusulkan kepada Kementerian PUPR untuk membangun jalan lingkungan bagi warga yang terdampak pembangunan flyover. PT Hutama Karya akan membangun kawasan pengganti. (*)